A. Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Menurut von Hiene Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunnan di Cina Selatan, yaitu di antara sungai-sungai besar Yang-tse, Sungai Mekhong, dan Sungai Menam. Nenek moyang bangsa Indonesia adalah para pelaut ulung. Sejak 2000 SM hingga 50 SM, terjadi gelombang perpindahan penduduk dari bagian Asia (Yunan) ke wilayah nusantara. Pendapat ini dikuatkan dengan adanya kesamaan hasil kebudayaan yang ditemukan berupa beliung atau kapak persegi di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi bagian barat. Alat berupa kapak persegi atau beliung ini juga ditemukan di Siam, Malaka, Burma, Vietnam, Kamboja, dan terutama di Yunnan. Penduduk dari Yunnan bergerak ke arah selatan sampai ke wilayah Vietnam. Sebagian menetap di wilayah ini, sebagian lagi melanjutkan perjalanan berlayar untuk mencari tempat tinggal yang baru. Dengan menggunakan perahu bercadik mereka secara bergelombang berlayar akhirnya sampai ke Kepulauan Nusantara. Tersebarlah orang-orang dari Yunnan itu ke nusantara. Mereka kemudian menetap dan mengembangkan kebudayaan di Indonesia.
1) Bangsa Melanesia/ Papua Melanosoid
Bangsa Melanesia termasuk ras Negroid yang mempunyai ciri-ciri antara lain kulit kehitam-hitaman, rambut hitam dan keriting, bibir tebal, badan tegap, dan hidung lebar. Bangsa ini tersebar di Riau, yaitu suku Sakai/ Siak dan suku bangsa Papua Melanosoid yang mendiami pulau Papua, Kepualauan Kei, dan Kepulauan Melanesia.
Manusia wajak atau manusia solo diperkirakan nenek moyang dari manusia Melanosoid yang menjadi penduduk pulau papua dan Australia sebelum naiknya permukaan laut pada akhir zaman glasial (zaman es). Di papua sebagian kelompok wajak berkembang menjadi masyarakat yang mempunyai kebudayaan berburu dan meramu. Pada masa sekarang bkas-bekas itu dapat ditemukan di daerah teluk McCluer dan teluk Triton di kepala Cenderawasih. Bekas-bekas itu berupa tempat-tempat perlindungan di bawah karang atau yang disebut abris sous roche.
Mereka kemudian mengambangkan budaya perahu yang digunakan sebagai sarana untuk menangkap ikan di rawa-rawa dan di sepanjang panatai atau di muara sungai. Setelah berhasil mengembangkan budaya perahu, manusia yang menjadi penduduk Papua ini sebagian bermigrasi kea rah timur dan menjadi penduduk Kepulauan Malanesia. Tempat yang pernah mereka gunakan dapat dijadikan bukti dengan adanya lukisan dinding dan alat-alat dari batu. Hal ini dapat memperkuat dugaan bahwa penduduk Pulau Papua, Kepulauan Malanesia, dan Australia berasal dari arah barat menyebar ke timur.
2) Bangsa Proto Melayu
Proto Melayu atau Melayu Tua adalah istilah untuk Melayu "gelombang" pertama dari dua "gelombang" migrasi yang dulu diperkirakan terjadi dalam pendudukan Nusantara oleh penutur bahasa Austronesia. Menurut teori "dua gelombang" ini, termasuk Melayu Tua di Indonesia adalah Toraja (Sulawesi Selatan), Sasak (Lombok), Dayak (Kalimantan Tengah), Batak (Sumatera Utara), Nias (pantai barat Sumatera Utara), Rejang, dll.
Sekitar tahun 2.000 SM diduga bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) telah tiba di Kepulauan Nusantara. Bangsa yang pertama kali datang ke Indonesia menjadi pembawa kebudayaan neolithikum dalam dua cabang persebaran. Cabang pertama yaitu bangsa yang membawa kebudayaan kapak lonjong yang disebut sebagai ras Papua-Melanosoid.
Arah persebarannya dari Yunnan lewat Filipina, kemudian ke Sulawesi Utara, Maluku, dan ada yang sampai ke Irian.Sedangkan cabang yang kedua adalah bangsa Proto Melayu yang disebut ras Austronesia. Arah gelombang cabang yang kedua ini dimulai dari Yunnan kemudian ke Malaya, Sumatera,Jawa, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. Jenis kebudayaan yang mereka bawa berupa kapak persegi.
3) Bangsa Deutero Melayu
Sekitar tahun 500 SM bangsa Deutero Melayu (Melayu Muda) tiba di Kepulauan Nusantara. Mereka datang membawa kebudayaan logam yang berasal dari Dongson, di Vietnam Utara. Benda-benda logam yang mereka bawa di antaranya berupa nekara, candrasa, bejana perunggu, manik-manik, arca dan sebagainya. Rute persebaran nenek moyang dari kelompok Melayu Muda ini dimulai dari daratan Asia ke Thailand, Malaysia Barat, lalu menuju tempat-tempat di Kepulauan Nusantara. Bangsa yang tiba pada gelombang terakhir ini masih tergolong ras Austronesia. Nenek moyang kita dari ras Papua- Melanesoid, Austronesia, dan sisa ras Austro-Melanesoid lantas melahirkan bermacam-macam suku bangsa yang tersebar di seluruh pelosok wilayah Nusantara seperti sekarang ini.
Bangsa Deutro Melayu memiliki ciri fisik yang tidak jauh berbeda dengan mayoritas penduduk Indonesia saat ini. Ciri fisik bangsa Deutro Melayi di antaranya tinggi badan 135-180 cm, berat badan 30-75 kg, warna kulit antara kuning langsat dan cokelat hitam, warna rambut antara cokelat dan hitam, serta bentuk rambut antara lurus dan keriting.
Kedatangan Nenek Moyang Bangsa Indonesia |
Gelombang | Suku Bangsa | Jalur Kedatangan | Peninggalan Kebudayaan | Keturunan |
Pertama | Proto Melayu (Melayu Tua) Masuk ke Indonesia sekitar tahun 2000 SM. Ras Austromelanesoid | - Dari Cina Selatan lewat Taiwan, lalu menyebar ke Sulawesi, Maluku, dan Papua.
- Dari Cina Selatan lewat Semenanjung Malaysia, masuk Sumatera, lalu menyebar ke Kalimantan, Jawa terus ke Bali dan Nusa Tenggara
| · Kapak Lonjong · Kapak Persegi | · Suku Toraja · Suku Nias, · Dayak · Sasak · dan Batak |
Kedua | Deutro Melayu (Melayu Muda) Masuk ke Indonesia sekitar tahun 500 SM.Ras Mongoloid | - Dari Cina Selatan lewat Thailand dan Malaysia lalu menyebar sepanjang daerah pantai Indonesia
| · Perhiasan, nekara, · kapak corong, · chandrasa, dan · moko. | · Suku Minang, · Bugis · Jawa · Bali. |