A. Pemanfaatan Lingkungan Berkelanjutan
1. Hakikat, Pengertian, dan Pembagian Jenis Lingkungan
Hakikat dan Pengertian Lingkungan
a. Berbicara tentang lingkungan, maka hal ini tidak terlepas atau dilatarbelakangi hubungan antara manusia dan lingkungannya Manusia sebagai komponen dari suatu lingkungan akan selalu berinteraksi dengan komponen lingkungan yang lainnya sehingga diperlukan suatu keselarasan ekologi, yaitu suatu keadaan di mana makhluk hidup ada dalam hubungan yang harmonis dengan lingkungannya sehingga terjadi keseimbangan interaksi antar- makhluk dan lingkungan.
Berangkat dari pemahaman di atas, maka kita akan mendapatkan pengertian atau definisi dari lingkungan itusendiri Yang dimaksud dengan lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. Ahmad (1987:3) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah sistemkehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem. Dari dua pengertian di atas, maka sesungguhnya ilmu lingkungan mempelajari hubungan antara makhluk hidup atau biotik, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan beserta segala sesuatu dengan yang berada di sekitarnya, baik unsur fisik, seperti batu-batuan, air, udara, angin, dan sebagainya, yang membentuk suatu kesatuan atau sistem (ekosistem) serta hubungannya yang bersifat imbal balik Manusia akan mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan. Semakin tinggi budaya manusia, maka beraneka ragam kebutuhan hidupnya. Hal ini dikarenakan manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya pikir dan daya nalartertinggi dibandingkan makhluk lainnya. Hal ini disebabkan manusia secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang ia kehendaki. Sehingga peranan manusia dalam lingkungan berpengaruh besar terhadap
unsur atau komponen lingkungan yang berada di dalamnya, yakni dengan kemampuannya manusia diharapkan dapat melestarikan lingkungan atau lingkungan ini akan rusak binasa akibatulahtangan
manusia. Sudah banyak bencana lingkungan yang sering terjadi sampai saat ini, seperti kebakaran hutan, banjir, dan longsor, dan masih banyak lagi bencana lingkungan yang tidak terhitung jumlahnya akibat tangan manusia
b. Pembagian Jenis Lingkungan
Pada hakikatnya, lingkungan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu lingkungan biotik dan lingkungan nonbiotik (fisik) Supardi (1985:2) menjelaskan pembagian sebagai berikut.
1) Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik ialah semua benda hidup yang ada di sekitar individu, baik manusia, hewan, dan tumbuhan. Tiap unsur ini berinteraksi satu sama lainnya. Sebagai contoh, kambing akan memakan tumbuhan berupa rerumputan untuk mempertahankan
hidupnya, selanjutnya kambing akan dimakan oleh manusia sebagai konsumsi protein hewani. Lalu manusia akan mengeluarkan sisa pencernaan berupa kotoran yang akan menyuburkan rerumputan tersebut.
Lingkungan ini selalu mengalami perubahan, baik secara tiba tiba maupun perlahan-lahan. Perubahan ini berhubungan erat dengan ekosistemnya yang mempunyai stabilitas tertentu. Sebagai contoh hutan di daerah tropis yang mengandung begitu banyak ragam tumbuh-tumbuhan dan hewan di dalamnya, walaupun tanpa perawatan tetap akan dapat mempertahankan stabilitas kehidupan. Sebaliknya, sawah atau ladang yang hanya terdiri dari beberapa stabilitas yang kecil artinya tanpa perawatan stabilitasnya akan terganggu.
2) Lingkungan Nonbiotik (fisik)
Lingkungan ini adalah segala benda mati dan keadaan fisik yang ada di sekitar kita, misalnya sinarmatahari, suhu dan kelembapan, batu-batuan, tanah mineral, air, udara dan lain-lain Komponen atau kelompok lingkungan nonbiotik saling berinteraksi satu sama lainnya sebagai contoh apabila di suatu wilayah kekurangan suplai sinar matahari, maka di daerah tersebut akan mendapatkan kelembapan yang tinggi Akibatnya, Suhudiwilayah tersebut menjadi rendah. Komponen lingkungan fisik juga akan berinteraksi dengan lingkungan biotik, misalnya manusia dalam bercocok tanam akan selalu memupuk tanahnya agar tanaman tersebut hidup subur, apabila curah hujan kurang akan memberikan pengaruh terhadap persediaan air bagi manusia, hewan, dan tumbuhan.
Berdasarkan campur tangan manusia lingkungan terbagi menjadi tiga, yaitu
1) Lingkungan Hidup Alami
Lingkungan hidup alami adalah lingkungan hidup yang belum terkena campur tangan manusia atau mengalami modifikasi oleh manusia. Dalam lingkungan seperti ini, manusialah yang melakukan adaptasi sepenuhnya, disesuaikan dengan keadaan alam. Lingkungan yang belum dimodifikasi oleh manusia itu memiliki kecenderungan mantap dan seimbang.
2) Lingkungan Hidup Binaan
Lingkungan hidup binaan adalah lingkungan hidup yang dikelola, dimodifikasi, dibentuk dan ditentukan keadaannya oleh manusia dengan menggunakan daya nalar, akar, budi, ilmu dan teknologi serta sistem sosial, budaya, dan ekonomi. Tujuan dibentuknya lingkungan hidup binaan adalah efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan oleh manusia. Karakteristik dari lingkungan ini adalah menonjolnya dampak teknologi danbudaya, keadaan lingkungan cenderung tidak mantap (perlu adanya subsidi energi) akibat adanya aktivitas manusia, komponen biotik dan nonbiotik cenderung tidak seimbang atau labil. Contoh lingkungan hidup binaan adalah daerah pertanian, dan peternakan.
3) Lingkungan Hidup Sosial
Lingkungan hidup sosial merupakan kesatuan ruang dengan sejumlah manusia yang hidup berkelompok sesuai dengan suatu keteraturan sosial dan kebudayaan bersama.
2. Kerusakan dan Bencana Lingkungan
Seperti yang kita ketahui sebelumnya pada awal pembahasan, bahwasannya manusia adalah komponen lingkungan yang paling mendominasi. Hal ini dikarenakan manusia memiliki adanya piker dan nalar tinggi dibandingkan dengan anggota komponen lingkungan yang lainnya. Dalam berinteraksi dengan lingkungan manusia akan selalu memanfaatkan lingkungan ini untuk melangsungkan kehidupannya atau dengan kata lain yang terpenting adalah daya dukung dari lingkungan bagi kehidupannya. Akan tetapi, pada suatu saat lingkungan tersebut tidak dapat lagi memenuhi kehidupan penghuninya karena daya dukungnya mulai berkurang akibat eksploitasi penggalian dan pemanfaatan sumber-sumber daya alam yang berlebihan Rusaknya lingkungan diprediksi akan lebih banyak mengakibatkan bencana lingkungan bagi umat manusia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh berbagai pakar dalam bidang lingkungan menunjukkan adanya kecenderungan semakin rusaknya lingkungan dari waktu ke waktu. Beberapa isu lingkungan berikut menunjukkan hal tersebut di antaranya perubahan iklim global, biodiversitas, serta pencemaran air dan udara. Berikut beberapa contoh kerusakan lingkungan beserta ancaman bencana lingkungan yang terjadi, baik dalam skala local maupun global.
a. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah gejala naiknya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan. Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali olehpermukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkanitu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi yang disebut gas rumah kaca sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, di mana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut. Istilah efek rumah kaca berasal dari para petani iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca. Dalam rumah kaca dipasang pemanas sehingga ruangan dalam rumah kaca dapat dipanaskan pada waktu yang diperlukan. Biasanya pemanas digunakan pada malam hari, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Dengan adanya pemanas, maka petani dapat menanam sayur-mayurdan bunga-bungaan sepanjang tahun meskipun suhu di luar sangat dingin tetapi suhu di dalam rumah kaca tetap panas. Hal ini terjadi karena cahaya matahari dapat menembus kaca dan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruangan kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar inframerah. Dengan ini, udara di dalam rumah kaca yang suhunya naik dan panas terperangkap di dalam rumah kaca dan tidak bercampurdengan ra dingin di luar ruma kaca. Suhu di dalam rumah kaca pun lebih tinggi daripada diluarnya.
Efek Rumah kaca ditimbulkan oleh gas rumah kaca. Gas rumah kaca yangpaling besar yang membentuk di lapisan atmosfer adalah CO2. Selama ini kita menganggap CO2 sebagai suatu polutan karena CO tidak beracun. Namun, karbon dioksida (CO2) merupakan gas rumah kaca yang penting yang paling banyak dihasilkan dan merupakan sebab yang signifikan dalam pemanasan global. Selain CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO nitrogen monoksida (NO) nitrogen dioksida (NO2), serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca
Pemanasan global ini pada akhirnya membawa dampak terjadinya perubahan Iklim yang memengaruhi kehidupan di bumi, melalui adanya perubahan musim secaraekstrem, mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer Pemanasan global juga mengakibatkan mencairnya gunung- gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Meningkatnya permukaan air laut berpengaruh besar terhadap negara kepulauan karena pulau-pulau yang ada di daratan rendah akan terendam air laut. Selain itu, perubahan iklim menyebabkan musim kemarau yang berkepanjangan yang menyebabkan kekeringan dan meningkatnya frekuensi kebakaran, yang diikuti dengan kenaikan intensitas curah hujan yang menyebabkan banjir. Meningkatnya penyebaran penyakit tropis (seperti malaria dan demam berdarah), serta sebagian flora dan fauna terancam punah karena tidak bisa beradaptasi dengan suhu yang meningkat
Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemanasan global adalah sebagai berikut.
1) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya tak terbaharukan (air dan sinar matahari)
2) Mengurangi kebutuhan energi BBM dan listrik PLN
3) Penggantian CFC dengan teknologi yang tidak merusak ozon
4) Menggunakan predator alami untuk membasmi hama tanaman
5) Memelihara pepohonan dan menanam pohon yang lebih banyak
6 Dalam rumah tangga biasakan melakukan penghematan energi.
7) Mengurangi sampah
Pengurangan gas efek rumah kaca merupakan tanggung jawab seluruh negara, maka diperlukan konferensi internasional untuk mengurangi gas efek rumah kaca. Kesepakatan yang pernah dilakukan di antaranya, Earth Summitdi Rio de Jeneiro pada tahun 1992, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk melaksanakan pengurangan gas rumah kaca dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto. Perjanjian ini menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5% di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012
b. Polusi Udara, Air, dan Tanah
Bencana lingkungan ini yang banyak terjadi di daerah perkotaan, industri pertanian pada umumnya. Pencemaran udara banyak sekali terjadi di perkotaan karena banyaknya pada sector industri dan banyaknya kendaraan bermotor yang menghasilkan gas CO2, CO, timbal, silika (Sio), dan zat berbahaya lainnya, sehingga menjadi gangguan bagi makhluk hidup di sekitarnya, seperti sesak napas, batuk kering, racun bagi fungsi-fungsi darah, dan lain-lain
Pencemaran air dan tanah umumnya terjadi oleh tingkah laku manusia seperti oleh zat-zat deterjen, asam belerang dan zat kimia sebagai sisa hasil industri, pertanian juga dapat menyebabkan pencemaran tanah akibat penggunaan pestisida yang berlebihan. Lebih lanjut sampah-sampah rumah tangga yang di buang ke dalam sungai akan mengakibatkan turunnya produktivitas air sungai dan lingkungan secara luas.
c. Banjir
Banjir adalah peristiwa tergenangnya suatu wilayah oleh air, baik oleh air hujan, airsungai, maupun air pasang. Banjir biasanya disebabkan oleh kurangnya daerah resapan air.Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi tidak semuanya diserap oleh tanah, tetapi sebagian lagi dialirkan ke permukaan sungai. Ketika hutan semakin berkurang akibat penebangan liar, maka fungsi hutan sebagai resapan air juga berkurang. Hal ini diakibatkan karena ketika ada hutan, maka air hujan yang jatuh tidak langsung diserap oleh tanah, tetapi ditahan oleh serasah (dedaunan yang telah lapuk) dan akar-akar tanaman. Ketika air tergenang oleh serasah dan akar tanaman, maka kesempatan tanah untuk menyerap air akan semakin lama. Akibatnya banyak air yang akan tersimpan di hutan. Berbeda dengan ketika hutan tidak ada, maka air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan langsung dialirkan ke sungai, dan hanya sedikit air hujan yang diserap oleh tanah, akibatnya air hujan yang dialirkan ke sungai bertambah banyak dan tidak sesuai lagi dengan daya tamping sungai maka air akan meluap dan terjadilah banjir. Faktor lain yang menyebabkan banjir adalah curah hujan tinggi, sungai mengalami pendangkalan akibat sedimentasi, penyumbatan sungai akibat pembuangan sampah ke sungai, dan dibangunnya rumah- rumah di sekitar sungai akibat semakin berkurangnya lahan untuk perumahan, dan sedikitnya lahan kosong untuk resapan air serta tidak adanya tumbuhan untuk meresap air hujan Banjir di Jakarta
Dampak yang ditimbulkan oleh banjir adalah sebagai berikut.
1) Rusaknya rumah-rumah penduduk
2) Kehilangan harta benda.
3) Menimbulkan korban jiwa, baik karena tenggelam atau hanyut terbawa oleh arus.
4) Timbulnya bibit-bibit penyakit, seperti diare, gatal-gatal, dan demam berdarah.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah banjir adalah sebagai berikut.
1) Melakukan penghijauan di kawasan DAS bagian hulu
2) Membersihkan sampah di alur sungai
3) Mencegah pembuangan sampah ke sungai.
4) Membuat waduk.
5) Membuat sumur-sumur resapan di kota.
Selain banjir, bencana yang diakibatkan oleh keteledoran masyarakat dalam menggunakan sebidang lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya atau peruntukan nya, sehingga terjadilah longsor lahan. Longsor adalah peristiwa bergesernya masa tanah dalam jumlah yang besar secara tiba- tiba akibat gravitasi, pemicunya curah hujan, lereng curam, dan perubahan penggunaan lahan.
d. Punahnya Keragaman Jenis (Biodiversitas)
Kerusakan lingkungan lainnya adalah semakin banyaknya spesies yang terancam punah atau bahkan punah sama sekali. Rata-rata 900.000 spesies telah menjadi punah setiap satu juta tahun selama 200 juta tahun terakhir Indonesia termasuk negara yang memiliki daftar spesies yang terancam punah. Paling banyak yaitu 126 burung, 63 mamalia, dan 21 reptil (MoFFAO, 1991). Dengan semakin, berkurangnya keanekaragaman spesies jelas mengganggu kestabilan suatu ekosistem.
e. Kerusakan Hutan
llegal logging dan pembakaran hutan secara liar (seperti yang terjadi di Kalimantan dan Sumatra) merupakan bukti bahwa manusia telah memperlakukan hutan ini dengan semena-mena. Hal ini akan berdampak kepada rusaknya tatanan ekosistem hutan di dalamnya, seperti terganggunya habitat hewan, rusaknya tatanan air tanah, musnahnya berbagai jenis tumbuhan. Selain itu pula dengan terjadinya kebakaran hutan semakin meningkat pula produksi CO2, yang dihasilkan, yang tentunya hal ini akan meningkatnya suhu secara global
f. Erosi dan Sedimentasi
Erosi ialah sebagai suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang terangkat dari suatu tempat ke tempat lain. Hasil kikisan tanah ini akan terbawa oleh sungai yang dinamakan sedimen. Eros mengakibatkan dampak terhadap lingkungan, yakni menurunnya produktivitas lahan pertanian dan apabila ini dibiarkan tanpa adanya usaha konservasi, maka akan terjadi degradasi lahan. Sedimen yang berasal dari erosi tanah yang berasal dari hulu yang terbawa aliran permukaan sampai ke saluran sungai akan menga kibatkan polusi, kemurnian air berkurang, dan air sungai menjadi keruh sehingga mengakibatkan tumbuhan di dalam air meningkat dan kandungan oksigen menurun. Dengan demikian akan memengaruhi kandungan makhluk hidup dalam air
g. Hujan Asam (H2So.)
Hujan asam disebabkan oleh zat pencemar oksida belerang dan oksida nitrogen yang dihasilkan dalam pembakaran bahan bakar minyak dan batu bara. Oksida itu dalam udara mengalami proses kimia menjadi asam dan turun ke bumi bersama hujan atau salju, sehingga hujan atau salju itu bersifat asam. Hujan asam dapat mengakibatkan rusaknya bangunan terutama di daerah perkotaan, matinya tanaman pertanian dan perkebunan.
h. Perubahan Lingkungan
Secara alamiah, lingkungan berada pada suatu keseimbangan yang disebut dengan equilibrium. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia memanfaatkan lingkungan dengan sebesar-besarnya sehingga melebihi kapasitas atau daya dukung lingkungan sendiri. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan alami lingkungan untuk melanjutkan kehidupan
Ketika daya dukung lingkungan berubah akibat aktivitas manusia, maka lingkungan akan mengalami perubahan. Perubahan lingkungan diakibatkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia, tetapi manusia memegang peranan penting dalam mengendalikan alam. Perubahan yang diakibatkan oleh manusia terhadap alam sangat besar sehingga menimbulkan ketidakseimbangan alam. Pemanasan global, banjir, kerusakan hutan, punahnya keragaman jenis (biodiversitas), erosi, hujan asam, dan polusi adalah bencana atau kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh manusia. Pemanasan global diakibatkan oleh banyaknya gas rumah kaca terutama gas CO yang dihasilkan dari aktivitas industri dan kendaraan. Semakin banyak CO dipermukaan bumi dansedikitnya pepohonan untuk menyerap CO2 maka suhu di permukaan bumi akan meningkat dan berakibat hewan dan tumbuhan tidak bias beradaptasi dengan lingkungan, akhirnya akan terjadi punahnya keragaman jenis (biodiversitas). Hewan dan tumbuhan tidak memiliki lagi habitat aslinya Banjir, kerusakan hutan, erosi dan longsor diakibatkan oleh hutan yang semakin sedikit karena penebangan liar, pembukaan hutan untuk industri atau pemukiman. Penebangan liar mengakibatkan hutan menjadi rusak dan tidak dapat berfungsi lagi untuk menyerap air hujan. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan langsung dialirkan ke sungai. Air yang mengalir dengan intensitas yang tinggi adalah pelaku utama banjir, erosi dan longsor Polusi udara, air dan tanah adalah dampak dari aktivitas manusia Pembuangan limbah industri, sisa peptisida, dan pembuangan sampah akan mencemari air dan tanah. Asap pabrik yang tidak disaring terlebih dahulu dan asap kendaraan bermotor adalah sebagian penyebab dari polusi udara Dari bencana atau kerusakan lingkungan yang telah diuraikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan mempunyai keterbatasan dalam memenuhi kesejahteraan manusia.
Pemanfaatan Lingkungan Berkelanjutan Materi Geografi
Baca juga:
- Kualitas Sumber Daya Manusia Materi Geografi - Baru!!
- Jenis-jenis Sumber Daya Alam Materi Geografi - Baru!!
- Mobilitas Penduduk Materi Geografi - Baru!!
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah segala sesuatu yang dilepaskan ke alam dan berakibat menurunnya kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan yang menurun mengakibatkan kurang atau tidak berfungsi lingkungan itu sesuai dengan peruntukannya Menurut Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup
Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila
1) jumlahnya melebihi jumlah normal,
2) berada pada waktu yang tidak tepat, dan
3) berada pada tempat yang tidak tepat
Sifat polutan adalah sebagai berikut.
1) Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak lagi merusak.
2) Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya timbal tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, timbal dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran
a. Menurut Tempat Terjadinya
1) Polusi udara, dapat berupa gas dan partikel
a) Gas H2S, yang beracun, terdapat di kawasan gunung berapi atau dari hasil pembakaran minyak bumi dan batu bara.
b) Gas CO dan CO2, bersifat racun, bila melebihi normal dapat mengganggu pernapasan. Bila g CO2 di bumi jumlahnya berlebihan, berakibat pada pemanasan global
c) Partikel SO2 dan NO2. membentuk awan dekat tanah yang dapat mengganggu pernapasan.
d) sam sulfur, menyebabkan hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, maupun tumbuhan.
e) Bahan radioaktif, misalnya nuklir, dapat menyebabkan berbagai penyakit akibat kelainan gen dan bahkan kematian
2) Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa hal, yakni sebagai berikut.
a) Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah.
b) ampah organik yang busuk menyebabkan jumlah oksigen dalam air menjadi berkurang. Hal ini dapat mengganggu aktivitas kehidupan organisme air
c) Fosfaat, NO3, dan pupuk pertanian menyebabkan eutrofikasi (penimbunan mineral) yang menyebabkan cepatnya pertumbuhan alga. Hal ini mengakibatkan sejumlah tanaman tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang alga-alga tersebut. Tanaman- tanaman itu akhirnya mati dan mengalami pembusukan sehingga persediaan oksigen dalam air itu menjadi berkurang
d) Tumpahan minyak bumi menyebabkan rusaknya ekologi air dalam skala besar.
3) Polusi tanah, dapat disebabkan beberapa hal
a) Sampah-sampah plastik, karet sintetis, pecahan kaca, dan kaleng
b) Detergen yang sulit diuraikan (non-biodegradable)
c) Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
4) Polusi suara, disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, dan peralatan rumah tangga.
b. Menurut Jenis Polutannya
1) ahan kimiawi, misalnya berupa:
a) Zat radioaktif,
b) logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr, dan Ni),
c) pupuk anorganik,
d) pestisida,
e) detergen dan,
f) minyak
2) Bahan biologi, yang berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.
3) Bahan fisik (material), misalnya kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet
c. Menurut Tingkat Pencemaran
Tingkat pencemaran dibedakan menjadi tiga macam.
1) Pencemaran yang mengakibatkan iritasi ringan pada panca indra dan tubuh serta menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain
2) Pencemaran yang mengganggu reaksi faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis
3) Pencemaran yang kerusakan total ataupun kematian.
Misalnya, poleh zat radioaktif nuklir
Indikator-indikator pencemaran adalah sebagai berikut.
a. Indikator kimia, meliputiCO2, pH,alkalinitas, fosfor, dan logam- logam berat
b. Indikator biokimia, yaitu dengan mengetahui kadar oksigen dalam air (biological oxygen demand, BOD). BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemar organik. Ukuran yang ideal, kadar oksigen dalam air tidak boleh kurang dari 3 ppm
c. Indikator fisik, meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan dan radioaktivitas
d. Indikator biologi, yakni ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya bakteri coli, virus, bentos, dan plankton Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa lingkungansangat penting bagi kita. Oleh karena itu sebisa mungkin kita harus menjaga dan melestarikannya
a. Perubahan Lingkungan Karena Campur Tangan Manusia Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia contohnya penebangan hutan, pembangunan pemukiman, dan penerapan intensifikasi pertanian. Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi Akibat lain adalah munculnya harimau, babi hutan, dan ular di tengah pemukiman manusia karena semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut.
Pembangunan pemukiman pada daerah-daerah yang subur merupakan salah satu tuntutan kebutuhan akan pangan. Semakin padat populasi manusia, lahan yang semula produktif menjadi tidak atau kurang produktif Pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara betonisasi mengakibatkan air sulit meresap ke dalam tanah. Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan di sekitarnya menjadi kekurangan air sehingga tumbuhan tidak efektif melakukan fotosintesis. Akibat lebih lanjut, kita merasakan pangsa akibat tumbuhan tidak secara optimal memanfaatkan COe, peran tumbuhan sebagai produsen terhambat. Penerapan intensifikasi pertanian dengan cara pancausaha tani, di satu sisi meningkatkan produksi, sedangkan di sisi lain bersifat merugikan. Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida dapat menyebabkan pencemaran. Contoh lain pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu kawasan lahan hanya ditanami satu macam tanaman, disebut pertanian tipe monokultur, dapat mengurangi keanekaragaman sehingga keseimbangan ekosistem sulit untuk diperoleh. Ekosistem dalam keadaan tidak stabil Dampak yang lain akibat penerapan tipe ini adalah terjadinya ledakan hama.
b. Perubahan Lingkungan Karena Faktor Alam
Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut Selain itu, terjadinya letusan gunung menjadikan kawasan di sekitarnya rusak
3. Pemanfaatan Lingkungan yang Berkelanjutan
Manusia yang diberi akal dan ilmu pengetahuan lebih dari makhluk hidup lainnya akan selalu berfikir agar bagaimana lingkungan tempat ia berada dapat diambil manfaatnya untuk kepentingan hidupnya akan tetapi manusia juga dituntut untuk arif dan bijaksana dalam memanfaatkan lingkungan itu secara berkelanjutan agar lingkungan tersebut tidak musnah atau rusak serta dapat memberikan keuntungan pula di masa yang akan datang
Dalam bahasan ini akan disinggung bagaimana untuk memanfaatkan potensi lingkungan yang ada bagi kepentingan manusia secara berkelanjutan Pemanfaatan Lingkungan bagi Kepentingan Pertanian
a. Lingkungan telah menyediakan berbagai potensi, baik biotik, seperti aneka ragam tanaman, ataupun nonbiotik, seperti keadaan suhu, kesuburan tanah dan persediaan air yang ditujukan bagi kepentingan manusia, khususnya pertanian. Dalam usaha membangun pertanian, umumnya ditujukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan demikian setiap usaha proyek, perencanaan dan pengelolaannya harus dipikirkan sematang- matangnya Agar pemanfaatan potensi lingkungan untuk pertanian berjalan sesuai yang diharapkan, maka perlu diadakan survei dan evaluasi tanah yang mencakup antara lain :bahaya erosi tanah, kemampuan dan kesesuaian lahan, cara-cara pengolahan yang sesuai penggunaan insektisida yang cukup (jangan sampai melebihi dosis yang akibatnya tanah dan tanaman pertanian akan rusak). Dengandemikian dengan memperhatikan variabel-variabel di atas, lingkungan yang dijadikan sebagai lahan pertanian tidak akan mengalami kerusakan
b. Pemanfaatan Lingkungan bagi Kepentingan Industri
Terkadang pembangunan industri sering menimbulkan masalah-masalah lingkungan yang tiada henti-hentinya, seperti tercemarnya udara, air, udara dan lain sebagainya. Dalam hal ini bukan berarti kita tidak butuh akan industri, karena industry pemegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan kesejahteraan manusia. Akan tetapi, agar dalam pelaksanaannya pembangunan industri harus memenuhi kaidah-kaidah terhadap lingkungan.
Menurut Supardi (1994:94) memberikan pendapatnya agar pembangunan industri selaras dengan lingkungan, maka dilakukan hal-hal sebagi berikut.
1) Evaluasi pengaruh sosial, ekonomi, dan ekologi secara umum maupun khusus.
2) Survei mengenai pengaruh pengaruh yang mungkin timbul pada lingkungan
3) Penelitian dan pengawasan lingkungan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dari sini akan didapatkan mengenai jenis perindustrian yang cocok dan menguntungkan
4) Buatlah formulasi mengenai kriteria analisis biaya, keuntungan proyek, rancangan bentuk proyek dan pengolahan proyek
5) Bila penduduk setempat terpaksa mendapat pengaruh negatif, maka buatlah pembangunan atau alternatif jalan untuk kompensasi kerugian sepenuhnya Contoh Pengelolaan Pertanian dan Industri Sejak adanya revolusi hijau, para petani gencar meningkatkan produksi pertanian, baik dengan ekstensifikasi pertanian maupun intensifikasi pertanian. Penggunaan pupuk kimia untuk meningkatkan kesuburan tanah, pemakaian peptisida untuk membunuh hama dan pemakaian varietas unggul merupakan syarat untuk meningkatkan produksi pertanian.
Pada awalnya, produksi pertanian meningkat, tetapi dalam jangka panjang, pemakaian pupuk secara terus-menerus mengakibatkan kesuburan tanah menjadi berkurang, dan hama menjadi kebal terhadap peptisida, sehingga penggunaanpeptisida harus ditingkatkan. Pemakaian pupuk dan peptisida yang banyak telah membuat biaya pertanian menjadi meningkat, seperti yang dialami oleh para petani di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur
Untuk menghindarkan dari kerugian, maka para petani mulai beralih menuju sistem pertanian organik. Para petani mengolah sawah tanpa menggunakan pupuk kimia dan peptisida. Sebagai gantinya digunakan pupuk bokasi dari bahan baku jerami rumputan, dedaunan, dedak, abudapur, cirit ternak, batang pisang dan bahan alami lainnya Dan digunakan kembali benih padi local seperti woja longko, woja laka dan sejumlah varietas lainnya yang selama ini telah lama tersingkir oleh benih padi varietas unggul Produksi pertanian dengan pupuk bokasi mengalami penurunan. Produksi pertanian pada luas lahan yang sama yaitu sekitar 0,75 hektar menurun antara 19-22 karung atau antara 2,375-2,750 ton gabah. Petani ketika menggunakan pupuk kimia memperoleh produksi lahan sebesar 25 karung atau 3,125 ton gabah
Sebenarnya, dengan penggunaan sistem pertanian organic petani mendapatkan keuntungan, yaitu tidak mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk kimia dan peptisida. Dulu, petani harus mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk sebesar Rp. 800.000 dan ditambah biaya untuk membeli peptisida. Keuntungan yang lebih besar dari pertanian organik adalah petani dapat menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak menggunakan pupuk dan peptisida, dan dapat memelihara kelestarian lingkungan dengan tidak mencemari lingkungan dari bahan kimia
Pencemaran bahan kimia dapat merusak kesuburan tanah ini terjadi di Rancaekek, Kab.Bandung. Dahulu Rancaekek, Kab Bandung dikenal sebagai daerah lumbung pangan dan penghasil ikan Petani dapat meraih keuntungan dari lahan sawahnya, karena kegiatan usaha tani padi ditumpangsarikan dengan budi daya ikan Produksi lahan pertanian sebesar 5,5 ton/ha. Sekarang produksi padi pada luas lahan yang sama, produksi padi palingtinggi hanya 4 kg gabah kering giling sekitar 2,8 ton/ha. Untuk mencapai produksi sebesar itu jarang terjadi karena petani sering mengalami gagal panen
Gagal panen yang dialami petani karena kualitas kesuburan tanah rendah dan produktivitas tanah menurun akibat tanah memiliki kandungan kimia beracun dan logam berat (B3) Sejak tahun 1990 di Rancaekek mulai dibangun industri tekstil Pabrik-pabrik tekstil membuang limbahnya ke saluran irigasi dan mencemari sawah-sawah petani. Limbah-limbah pabrik di buang ke sungai Sungai Cikijing, sedangkan sungai Cikijing merupakan saluran irigasi dan sumber pengairan sawah Pabrik tekstil membuang limbahnya ke saluran irigasi persawahan secara kontinu selama bertahun-tahun dan telah mengakibatkan terakumulasinya logam berat dalam tanah sehingga dapat meracuni tanaman ataupun makhluk hidup lainnya. Logam berat meracuni tanaman dan mudah tercuci dalam tubuh tanah. Serapan logam berat oleh tanaman atau pemanfaatan air bawah tanah untuk air minum akan mempermudah masuknya logam berat ke dalam rantai makanan Masuknya logam berat ke dalam tanah mengganggu pertumbuhan tanaman. Keberadaan logam berat dalam tanah dapat menjadi toksin (racun) bagi tanaman, dan melalui rantai makanan akan masuk ke dalam tubuh manusia, sehingga akan menggangu kesehatan manusia. Akibat rendahnya produksi pertanian, para petani di Rancaekek mulai menjual tanahnya dengan harga yang murah. Lahan pertanian dialihfungsikan menjadi areal industri.
c. Pemanfaatan Lingkungan bagi Kepentingan Pariwisata Pariwisata merupakan aset lokal atau nasional, karena akan mendatangkan income atau devisa bagi daerah setempat, sehingga perlu dipertahankan dalam menjalankan usahanya. Akan tetapi, bukan pariwisata yang merusak lingkungan, seperti pantai menjadi kotor karena banyak wisatawan yang berkunjung di daerah pantai Kaitannya dengan aspek ekologi maka pengembangan pariwisata dikembangkan ke arah pelestarian lingkungan atau ekowisata (ecotourism).
Low Choy Hebron (1996) merumuskan lima faktor batasan yangmendasar dalam penentuan prinsip utama ekowisata, yaitu:
1) Lingkungan, ekowisata harus bertumpu pada lingkungan alam dan budaya yang relatif belum tercemar atau terganggu.
2) Masyarakat, ekowisata harus dapat memberikan manfaat ekologi sosial dan ekonomi langsung kepada masyarakat setempat.
3) Pendidikan dan pengalaman, ekowisata harus dapat meningkatkan pemahaman akan lingkungan alam dan budaya yang terkait, sambil memperoleh pengalaman yang mengesankan
4) Berkelanjutan, ekowisata harus dapat memberikan sumbangan positif bagi berkelanjutan ekologi dan lingkungan kegiatan dan tidak akan merusak serat menurunkan mutu baik jangka pendek maupun jangka panjang.
5) Manajemen, ekowisata harus dapat dikelola dengan cara yang dapat menjamin keberlangsungan (daya) hidup lingkungan alam budaya yang terkait di daerah tempat kegiatan ekowisata, sambil menerapkan cara mengelola yang terbaik untuk menjamin keberlangsungan hidup ekonominya.
d. Pemanfaatan Lingkungan bagi Kepentingan Pertambangan Pencemaran lingkungan sebagai akibat dari adanya pertambangan umumnya adalah disebabkan oleh faktor kimia faktor fisik, dan faktor biologis. Sebagai contoh pencemaran oleh banyaknya CO di sekitar lokasi pertambangan
Oleh karena itu, dalam dalam rangka mencegah terjadinya bentuk pencemaran yang akan berakibat buruk terhadap gangguan ekologis,maka perlu dilakukan usaha terhadap:
1) Bagaimana cara pengolahan pembangunan pertambangan yaitu dengan mengadakan survei secara terintegrasi agar mendapatkan keuntungan yang besardengan sedikit kerugian, baik secara ekonomi maupun secara ekologi
2) Analisis letak dari lokasi pertambangan dengan lokasi penduduk.
3) Di lokasi pertambangan hendaknya diperhatikan pula ventilasi yang baik agar debu di udara tambang berkurang, selain dengan cara pengeboman basah yang juga akan mengurangi jumlah debu bebas ke udara
Terimakasih telah membaca Pemanfaatan Lingkungan Berkelanjutan Materi Geografi