Pertumbuhan fisik yang terarah Terdapat dua hukum dalam pertumbuhan fisik yakni
Hukum cephalocaudal.
Yaitu pertumbuhan yang dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu dari pada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pra-natal, yaitu pada janin. Scorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih matang dari pada bagian-bagian lain. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat dari pada anggota geraknya. Baik pada masa perkembangan pra-natal, neonatal dan anakanak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mua kecil dan semakin lama perbandingan ini semakin besar lebih matang dari pada bagian-bagian lain. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat dari pada anggota geraknya. Baik pada masa perkembangan pra-natal, neonatal dan anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula-mula kecil dan semakin lama perbandingan ini semakin besar. (Lihat gambar di halaman sebelah) sat b.
Hukum proximiodistal.
Yaitu pertumbuhan yang berpu pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat pada pasat, seperti jantung, hati, alat-alat pencernaan, lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. lebih karena alat-alar tubuh yang terdapat pada daerah pusat it vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kali. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi anggota geral, akan tetapi tidak kelainan-kelainan anggota tubuh di pusat. Kelainan sedikit saja, misalnya pada jantung atau ginjal, bisa berakibat fatal. Ditinjau dari sudut biologi, anatomi dan ilmu Faal masih banyak lagi ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi serta kefaalan anggota tubuh. Misalnya dalam hal kematangan untuk tumbuh, berkembang dan berfungsi yang tidak sama antara anggota-anggota tubuh. Contoh yang jelas ter lihat pada kelenjar-kelenjar kelamin, yang baru mulai berfungsi (matang) ketika anak memasuki masa remaja. Pada saat ini terjadi perubahan besar pada bentuk tubuh, yang bahkan juga mempengaruhi perubahan pada kehidupan psikisnya.
Perkembangan terjadi dari umum ke khusus.Pada setiap aspek perkembangan terjadi proses perkembanan yang dimulai dari hal-hal yang umum, secara sedikit demidikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi dikemukakan oleh H. Werwer. Anak alkan mam menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tapak tangan tbih dahulu daripada ia mampu menggerakkan jari-jari tangannya. Anak akan mampu lebih dahulu menggerakkan tubuhnya sebelum bisa mempergunakan kedua tungkainya untuk menyangga bu- tang tubuhnya, melangkahkan kaki dan mampu berjalan. Dari sudut perkembangan kemampuan juga terlihat penglisan dari hal-hal yang tadinya umam ke khusus. Seorang menyebutkan semua wanita sebelum ia mamipe membedakan mana mana pengasuh atau Anak untuk istilah binatang atau pohon mendahului kemampuan u mana yang tergolong anjing, kucing, ay pohon pisang, pohon pepaya dan pohon mangga. msama. Anak menangis emosinya juga terjadi menyakitkan, bila mengalami hal-hal yang tida yang menyedihkan, yang menje akan range yang sedikit demi lieluun ia tira tertentu dengan ya memperlihatkan emosi cemburu terlebih atau irihati Perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan perkembangan Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi dalam masa-masa perkembangan.
Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri ada pada sesuatu masa perkembangan yang satu dengan cii-ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain. Sebenarnya ciri-ciri yang pada masa perkembangan masih dapat diperlihatkan pada masa-masa perkembangan berikutnya, hanya dalam hal ini criadi dominasi pada ciri-ciri yang baru. Jadi bila seseorang sulah mencapai suatu tahapan dalam perkembangan, maka mungia masih memperlihatkan ciri-ciri yang sebenarnya merupakan ciri-ciri masa perkembangan yang terdahulu, hanya apa yang diperlihatkan dalam "jumlah" yang kecil. Justru bilamana ciri-ciri masa-masa perkembangan sebelumnya banyak diperlihatkannya berarti ia belum meningkat ke tahapan perkembangan berikutnya. Ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, yang dalam hal ini disebut fiksasi.
Aspek intelek pada anak-anak tertentu yang memang secara konstitusional terbatas, pada suatu saat akan relatif berhenti, tidak bisa atau sulit berkembang dan diperkembangkan. Tahapan perkembangan ini berlangsung secara berurutan terus menerus dan dalam tempo perkembangan yang tertentu dan bisa berlaku umum. Justru perbedaan-perbedaan waktu, pat lambatnya sesuatu penahapan perkembangan terjadi, atau sesuatu masa perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbeda perorangan. Semakin lambat masa-masa perkembangan dibandingkan dengan norma-norma unwam yang berlaku semakin menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan atau hambatan dalam hubungan-hubungan antara aspek dengan aspek lain yang saling mempengaruhi, luklaan bilamana satu aspek kelambatan; maka pada lain juga akan terjadi hal yang sama kalau tidak, mala ada faktor-faktor khusus yang mempengaruhi perkembangan suatu Dalam praktek sering terlihat sebagai petunjukan keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, ni a). Bilamana perkembangan kemampuan fisiknya untuk berlamin, yakni menarche (haid yang pertama) pada wanita dan keluarnya air mani pertama kali pada ki-laki. bahan fisik yang secara hebat dialami oleh anak ketika mulai memasuki masa remaja menimbulkan permasalahan yang sangat ma bagi orang jemuk dan seringkali menimbulkan dengan kehidupan retua atau orang dewasa yang berhubungan maja, misalnya di sekolah atau di per
l. Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan lati.
han belajar. dengan Kematangan adalah proses intrinsik yang terjadi dirinya sesuai dengan potensi yang ada. Gesell banyak mengelakan mengenai perkembangan yang berasal dari proses matangan ini. Antara kematangan dan latihan atau proses belajar terdapat interaksi erat yang mempengaruhi perkembangan. Pada permulaan kehidupan anak proses-proses yang timbul lengan sendirinya ke arah kematangan yang ingin dicapai lebih banyak terjadi. Semakin lama semakin banyak kehidupan anak dipengaruhi oleh proses-proses belajar tempat kemudian kedua-mempengaruhi. Pengaruh prosesnya akan belajar atau latihan yang tepat sangat diperlukan oleh anak. Ada dua hal yang penting sehubungan dengan ini, yakni:
a. Bahwa dalam perkembangan ada saat-saat ketika anak siap untuk menerima sesuatu dari luar. Kematangan dicapaitul disempurnakan dengan rangsangan-rangsangan yang Keadaan ini sering disebut "masa kritis" yang harus dirangsangagar bisa berkembang selanjutnya dengan baik Bilamana masa kritis ini tidak memperoleh rangsangan yang tepat, misalnya dalam bentuk latihan atau proses belajar tertentu, maka selanjutn anak alan mengalami kesulitan. Oleh karena itu disebut istilah sampai pada jika seorang anak yang telah siap dan sudah tahap kematangan untuk bisa berbicara, tetapi peroleh kesempatan untuk memperoleh rangsangan ini, maka selanjutnya tidak akan pernah bisa bicara lagi, seperti halnya artal-anak yang ditemukan hidup di hutan dan tidak bisa lagi di ajar berbicara. EL, Thorndike, puluhan tahun yang lalu mengemukakan Hukum Kesiapan (Law of Readiness). Proses belajar (dan perkembangan) akan lancar berlangsung, bilamana dilakukan pada saat seseorang siap untuk menerima rangsangan itu I.H. Blum (1952), menyebutkan istilah yang kira-kira sama dengan apa yang dikemukakan oleh Thorndike dengan istilah kesiapan dalam perkembangan (developmental readiness) Di pihak lain R.J. Havighurst (1953), mempergunakan istilah saat peka belajar (teachable moment untuk mengungkapkan pentingnya perangsangan, latihan dan proses-proses belajar pada masa yang tepat dalam perkembangan anak.
b. Bahwa perkembangan pada permulaan adalah penting dan mutlak. Landasan untuk perkembangan selanjutnya harus sudah diletakkan pada permulaan-permulaan perkembangan anal Bertolak dari teori Psikoanalisa, baik Frewd sendiri maupun Erik son mengemukakan dengan orientasinya yang patologis betapa pentingnya anak memperoleh landasan landasan yang baik pada permulaan-permulaan kehidupan agar kelak setelah dewasa tidak mengalami gangguan emosi atau gangguan kepribadian pada Freud mengemukakan bahwa kehidupan emosi pada tahun. tahun pertama kehidupan anak harus berlangsung dengan baik, agar tidak akan menjadi masalah setelah dewasa Erikson menganggap pada tahun pertama kehidupan anak penting ditanamkan dasar mempercayai orang lain.Anak yang tidak mengalami dan memperoleh kasih sayang dan kepuasan dari kebutuhan akan mengalami kegagalan dalam memperkembangkan kepercayaan kepada orang lain dan oleh karena itu akan terganggulah hubungan sosial di kemudian hari Para ahli psikologi perkembangan sering mengulang pernyataan mengenai pentingnya tahun-tahun pertama sebagai tahun pembentukan (formative years) atas dasar-dasar kepribadian seorang anak. Lima tahun pertama dianggap sebagai tahun yang penting untuk menerima rangsangan, termasuk rangsangan-rangsangan untuk memperkembangkan dan semua mental yang ada sebaik-baiknya. Setelah kepribadian dirangsang agar berkembang dan berfungsi, maka perkembangan selanjutnya terjadi untuk mengadakan modifikasi terhadap dasar-dasar perkembangan yang sudah ada. Modifikasi pada struktur dan fungsike arah peningkatan peningkatan dari kepribadian lebih lanjut. Salah satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak telah mengalami perkembangan dengan baik atau tidak, ialah melalui yang oleh (1953) disebut tugas-tugas dalam perkembangan (developmental Mengenai ini H vigburst merumuskan sebagai "Tugas-tugas dalam per kembangan adalah tugas-tugas yang timbul pada atau kira-kira pada masa perkembangan tertentu dalam kehidupan seseorang yang bilamana akan menimbulkan kebahagiaan dan akan diharapkan berhasil pada tugas perkembangan berikutnya. Se- baliknya bilamana gagal dia akan menimbulkan ketidak bahagiaan pada diri pribadi yang bersangkutan, tidak diterima oleh masyarakatnya, dan mengalami kesulitan untuk mencapai tugas-tugas perkembangan selanjutnya." Tugas-tugas perkembangan ini bersumber pada tiga hal Kematangan fisik ngan atau tuntutan dari masyarakat. Norma pribadi mengenai aspirasi aspirasinya. gas-tugas perkembangan ini pada anak-anak diba dua kelompok yakni L perkembangan pada anak-anak pada kelom-umur 0 a sampai 6 tahun. Belajar memakan makanan yang keras
3. Belajar berbicara
4. Belajar untuk mengatur dan mengurangi gerak-gerik tar buh yang tidak perlu
5. Belajar mengenal perbedaan-perbedaan jenis kelamin dengan
6. Mencapai stabilitas fisiologis
7, Membentuk konsep konsep sederhana mengenai realitas-realitas sosial dan fisik
8. Belajar untuk melibatkan diri secara emosional dengan orang tua, saudara-saudara dan orang-orang lain untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan nurani. IL Tugas-tugas perkembangan pada anak-anak pada kelompok umur 6 sampai 12 tahun.
1. Belajar kemampuan kemampuan fisik yang diperlukan agar bisa melaksanakan permainan atau olah raga yang
2. Membentuk sikap-sikap tertentu terhadap dirinya sebagai pribadi yang sedang tumbuh dan berkembang
3, Belajar bergaul dengan teman-teman seumurnya
4. Memperkembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan menghitung
5. Memperkembangkan nurani, moralitas dan skala nilai
6. Memperoleh kebebasan pribadi
7, sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok
sosial dan institusi. Tidak semua anak akan lancar mencapai tugas-tugas per- kembangan yang tersusun di atas, karena dalam kenyata annya gangguan dalam perkembangan akan selalu bisa timbul Kalau perkembangannya ternyata menyimpang dari norma-norma yang ada, ini akan berakibat timbulnya kesulitan dalam penyesuaian diri secara sosial, emosional dan kepribadiannya terhadap lingkungan hidupnya. Dalam keadaan demikian maka diperlukan penanganan yang cepat dan tepat untuk mengatasinya. Kalau ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan pada anak untuk belajar, anak perlu diberi kesempatan belajar sekali lagi. Correy dan Her-rick menggaris bawahi hal ini dan mengemukakan sebagai beriap tugas perkembangan harus dipelajari dan dikuasai pada tingkatan tingkatan tertentu. Selanjutnya dikemukakan Anak lelaki atau anak perempuan, yang gagal untuk mempelajari salah satu di antara pelajaran-pelajaran dalam perkem untuk dengan norma atau hampir diri macam cara norma yang ada di lingkungannya, dengan macami akan terl Hukuman ini bisa jelas terlihat semisalnya anggaran kepribadian subyektif seperti anggaran seks atau bisa termisalnya pada penderita penderita Metode-metode penelitian Perkembangan Anak da bagian depan buku ini telah dikemukakan timbulnya penelitian-penelitian yang dianggap culup sistimatik terhada perkembangan anak, sebagai titik mula timbulnya psikologi anak psikologi perkembangan. Catatan-catatan harian terhadap perkembangan bayi dan anak yang dilakukan oleh banyak orang tua yang menaruh perhatian terhadap pengetahuan mengenai anak seperti Tiedemann (1787), Preyer (1888); Pestalozzi (895) dan Shin (1900) diperoleh dengan tehnik observasi bebas dan dengan pendekatan jangka panjang serta cara studi kasus. Jelas faktor-faktor subyektif masih banyak memepengaruhinya, sehingga tidak menampilkan adanya data hasil pengukuran yang obyektif. Untuk mengatasi hal ini, perlu dia dibarengi dengan tehnik analisa dan metode lain. Beberapa metode dalam penelitian-penelitian perkembangan anak dapat digolongkan menjadi
Observasilalah cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku yang terlihat pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu tahapan perkembangan tertentu. Bilamana peneliti melakukan semua pencatatan tanpa mengubah suasana atau mengontrol dalam situasi-situasi yang direncanakan, maka hal ini disebut dengan observasi alami (natural observation), Misalnya observasi dilakukan terhadap kehidupan anak dari jam sekian sampai jam selian, apa saja yang dilakukan, atau misalnya yang berhubungan dengan perkembangan tertentu dilihat dari aspek kepribadiannya. Hal ini bisa dilakukan di mana saja, di rumah, di kebun atau di sekolah. Bilamana lingkungan tempat anak berada diubah se- demikian rupa sesuai dengan tujuan peneliti, sehingga bermacam-macam reaksi tingkah laku anak diharapkan akan timbul hal ini disebut observasi terkontrol (controlled-observation). Misalnya seorang anak, yang ingin diketahui mengenai reaksi dan sikapnya terhadap lingkungan pergaulannya, akan di observasi pada lingkungan sosial yang sudah direncanakan. Atau seorang anak yang agresif yang ingin diketahui sebab-sebabnya, ia dimasukkan di dalam ruangan main yang sudah tersusun sedemikian rupa (misalnya ada bermacam-macam boneka) sehingga reaksi reaksi dan perbuatan-perbuatan yang akan diperlihatkan anak timbul karena ada rangsangan-rangsangan khusus dari lingkungannya. Observasi yang terkontrol ini bisa dilakukan terhadap sekelompok anak yang sama umurnya atau sama jenis kelaminnya dan pada waktu yang tertentu. Kedua jenis observasi ini bisa dilakukan dengan alat-alat modern secara dokumenter, misalnya pencatatan-pencatatan terhadap reaksi-reaksi pada bayi untuk mengetahui fungsi-fungsi persepsinya, dia dapat dilakukan dengan alat-alat elektronik yang modern serta dengan kuantifikasi secara statistik dan pengolahan-pengolahan dengan komputer. Jenis ob servasi yang kedua ini dianggap lebih obyektif dan lebih tepa hasilnya daripada yang pertama. Karena itu observasi terkontrol dapat dilakukan untuk tujuan-tujuan eksperimental dengan pen dekatan dan metode ditinjau dari sudut psikologi eksperimental Misalnya penyelidikan terhadap timbulnya fobia pada anak-anak terhadap anjing dapat dilakukan dengan observasi terkontrol dan dengan metode metode ditinjau dari sudut eksperimental, denganmisalnya membagi sekelompok anak sebagai kelompok-pengon Penyelidikan dengan tehnik dan metode observasi ini sampai masih banyak dilakukan sebagai sebagian cara-cara mengumpulkan data, sehingga perlu dilakukan bersama-sama dengan tehnik dan metode yang lain
Metode eksperimenMetode ini tidak mudah dilakukan, karena obyek penelitiannya adalah anak-anak, maka tidak bisa mengubah lingkungan lingkungan tertentu sebebas-bebasnya sehingga merangsang timnya reaksi reaksi tertentu pula dan yang tidak manusiawi. Keitan lain yaitu perlunya memperhatikan variabel-variabel seteliti mungkin ent-variable) yang mempengaruhi dependent-variabel. Ini mengenai misalnya penelitian yang ingin dilakukan terhadap sekelompok anak mengenai pengaruh Kelompok Bermain terhadap perkembangan bahasa; dalam hal ini harus di perhatikan dan diperhitungkan semua independent variabel yang mungkin mempengaruhi perkembangan bahasa anak seperti, umur kelamin, status sos kondisi fisik, pendidikan orang tua dan lain-lain yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak, sebelum misalnya dilakukan test bahasa terhadap anak. Dengan penguasaan yang baik dan sempurna atas berbagai tehnik dan metode penelitian secara eksperimental, termasuk juga cara-cara pengolahan data yang teliti, maka metode eksperimen ini banyak manfaatnya Dengan meningkatnya penyelidikan-penyelidikan terhadap bayi-bayi yang dianggap masa yang baik untuk mengetahui dasar-dasar yang masih belum banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan dengan berkembangnya etologi, maka metode eksperi mental lebih mendapat tempat pada Institut-institut yang mediki mengenai anak atau perkembangan anak, Oleh Alermet al dirumuskan Pengetahuan mengenai tingkah-tingkah laku hewan di alam bebas, khususnya mengenai tingkah tingkah laku naluriah dan tingkah laku khusus Di antara tokoh-tokoh terkenal dalam bidang etologi ini terdapat Konrad seoran hadiah Nobe nyak Lorenz, penerima yang bar menyelidiki tingkah-tingkah burung dan wan lain dan yang mengemukakan bahwa laku burung sebagai reaksi tingkah terhadap lingkungannya berasal dari kemampuan yang diperoleh dari kelahiran atau keturunan yang diperlukan untuk perjuangan hidupnya. Dasar-dasar etologi sangat berguna untuk menunjukkan bahwa tingkah laku disebabkan oleh dasar-dasar biologis sebagai fungsi untuk menyesuaikan diri, di samping faktor-faktor lingkungan yang Dengan etologi ditunjukkan betapa pentingnya pengetahuan mengenai faktor-faktor Para ahli etologi seperti juga banyak ahli lain menganggap, bahan manusia wa masa perkembangan pada permulaan kehidupan sesuatu mahluk hidup adalah penting dan menentukan untuk kehidupan Metode eksperimen juga banyak dilakukan oleh para ahli sikologi yang menyelidiki proses proses belajar. Para ahli teori seperti skinner, Bandura, Miller dan lanyak mempergunakan dasar-dasar psikologi eksperimen dalam melakukan penyelidikannya, terutama penyelidikan terhadap tempat hasil-hasilnya memberikan data yang sangat diperlukan untuk mengetahui dasar dan reaksi serta ciri-ciri dari tingkah laku pada manusia.
Metode lintas-penampang (cross-sectional)nakan untuk melakukan peneliti terhadap beberapa kelompok anak dalam angka waktu yang relatif singkat. Karena psikologi perkembangan ingin mengetahui perbedaan maupun persamaan dalam tingkah laku pada bermacam-macam masa perkembangan, maka metode ini banyak dipergunakan. Kelompok-kelompok yang diselidiki berdasarkan umur, misalnya kelompok umur 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan dan kekayaannya dalam perbendaharaan kata. Tentu dalam hal ini perlu diperhatikan mengenai homogenitas kelompoknya tus sosial, kesehatan, kemampuan, dan lain-lain) agar indepen-dent-variabel yang ada dapat dikurangi pengaruhnya sampai se Contoh lain t orang ingin mengetahui pola-pola cara peme- cahan persoalan dan pembentukan konsep serta perkembangan umur misalnya empat tahun, lima tahun, enam tahun dan seterusnya. Perbandingan hasil-hasil yang diperlihatkan pada tiap kelompok umur dianalisa dan dari hasil itu dapat ditentukan ke simpulannya. dikemukakan bahwa pada metode isingkat kepada suatu test atau eksperimen yang sama kelompok umurnya. pok-kelompok anak tertentu sesuai dengan Keuntungan metode ini ialah mudah diperolehnya kelompok yang besar, waktu penelitian singkat dan biaya yang tidak terlalu rumit. Di pihak lain terdapat kelemahan yang acapkali sulit diatasi, yakni adanya perbedaan-perbedaan perorangan yang di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan, sehingga sulit sekali dianggap sama di dalam suatu kelompok. Sebagaimana diketahui, faktor-faktor sosial dan budaya mempengaruhi minat dalam jangka waktu yang singkat dan mudah ber ubah-ubah
Metode jangka-panjang (longitudinal)
Dengan metode ini kelompok atau pribadi yang dijadikan subyek penelitian akan diberi test atau eksperimen yang sama pada suatu jangka waktu tertentu, misalnya setelah 6 bulan, se-telah 1 tahun, 2 tahun dan seterusnya. Metode jangka panjang ini sesuai untuk penelitian mengenai kontinuitas dan diskontinui tas aspek-aspek psikis seperti ketergantungan, agresivitas dan inKeuntungan dengan metode ini menurut IE. Andersen (1954) ialah :
a. Metode tersebut memungkinkan melakukan analisa terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap individu.
b. Memungkinkan mengetahui gangguan-gangguan dalam perkembangan baik secara pribadi maupun dalam kelompok
c. kemungkinkan melakukan analisa terhadap hubungan antar manusia, angan maupun pengu karena data yang diperoleh berasal dari anak yanF Hurlock (1964) menunjuklean hasil-hasil penelitian yang penting dengan metode jangka panjang ini l Mengenai perkembangan intelek, oleh a, N. Bayley 1955 W.A. Owens 953 c, L, M. Terman 1947, 1959. i perkembangan kematangan seks dan pengaruhnya terhadap tingkah laku sosial dan kepribadian pada umumnya, MC, Jones dan P.H. Mussen1958.Mengenai ciri-ciri kepribadian yang menctap pada anak-anak, dewasa dan lanjut usia, oleh M.E. Smith 1952. ini ialah dibutuhkan waktu yang lama, biaya yang besar dan kemungkinan terjadinya gangguan yang tiba-tiba timbul dalam selang waktu antara penyelidikan-penyolidikan yang sedang dilakukan, misalnya ada yang sakit atau meninggal.
Metode silang budaya (cross cultural)
Metode ini akhir-akhir ini banyak dilakukan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan atau persamaan pada perkenalangan anak pada beberapa latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Dengan metode ini bisa dijelaskan mengenai hopotesa-hipotesa yang ada melalui faktor-faktor yang diperoleh, misalnya ekonomi, pola tentang besar kecilnya pengaruh dari faktor sosial, han dan hidup terhadap ciri-ciri kepribadian dan perkembangan-perkembangan kognitif, Metode ini dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang berbeda-beda latar belakang kebudayaannya, haan, maupun test, pengumpulan yang diperoleh dari obser vasi, wawancara dan cara pengumpulan data lainnya untuk diolah dan dianalisa persamaan dan perbedaannya. Dengan metode suatu hipotesa mengenai test misalnya yang bebas-budaya (culture-free) atau norma-norma yang dianggap universal (mi sulnya kemampuan berbicara dapat dibuktikan kebenarannya. Demikian pula mengenai urutan-urutan dalam perkembangan, Penahapan dalam perkembangan, apakah dia merupakan norma
BAB II