Mengenai ini ada 3 macam model yakni
1. Model Psikoanalisa
Pada model ini pengaruh orang tua terhadap kehidupan psikis anak pada tahun-tahun pertama setelah kelahiran sangat besar dan sangat menentukan terhadap perkembangan anak selanjutnya di kemudian hari. Model ini memang mempunyai orientasi patologis. Secara khusus kehidupan emosi pada tahun-tahun pertama kehidupan anak penting sekali dan orang tua atau orang dewasa mempunyai peranan yang besar sekali.
2. Model belajar
Pada model ini perkembangan diterangkan dengan teori be- lajar, misalnya kondisioning, kemampuan pada anak aspek yang diperlihatkan seorang ayah adalah hasil setelah mempelajari sesuatu. Tanglah laku adalah produk belajar, Model sosialisasi Pada model ini perkembangan dilihat sebagai hasil proses oleh Peranan menjadi penting sebagaimana dikemukakan Bandura dan Walters (1963). Proses sosialisasi terjadi baik langsung maupun tidak langsung pada anak-anak dalam interaksinya dengan lingkungan sial, orang dewasa bisa menjadi obyek atau model bagi anak anak untuk ditiru sebagian atau seluruh kepribadiannya. Anak, dengan fungsi disertai dengan fungsi lonatif, menerima, mengenal dan menirunya untuk diperlihatkan sebagai bagian kepribadiannya. Model dalam perkembangan dikemukan pula oleh Hayne W. Reese dan illir F Overton (1973) Model-mekanistik Model ini meninjau manusia sebagai sesuatu yang reaktif. pasif.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia lebih ditentukan oleh lingkungan. Lingkungan hidup manusia adalah lingkungan yang ada di sekelilingnya dan yang mempunyai arti untuk kepentingan hidupnya. Karena manusia reaktif pasif, maka tingkah laku manusia dapat dilihat dengan teori S-R (Stimu lus-Response atau Rangsang Jawaban). Tingkah laku meru pakan rangkaian R-J dan tingkah laku yang akan terlibat bila ada stimulus (rangsangan Kalau kita bisa mengetahui rangkai coral hubungannya, maka kita bisa hui tingkah laku apa yang akan diperlihatkan. Dengan kata lain tingkah lakunya dapat diamalkan bilamana kita mengetahui range R-J Model-mekanistik ini mempunyai sifat elementaristik, tempat fungsi psikis seperti belajar, berpikir, persepsi, dak, dan fungsi-fungsi lain dapat dipelajari secara elementaristik.
Dengan mempelajari ini dapat diketahui tujuan suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku pada umumnya. Pendekatan elemen- taristik berusaha menguraikan dasar-dasar sesuatu fungsi psikis. Pendekatan dengan model mekanistik adalah seperti apa yang diistilahkan oleh Mussen dkk dent-consequence", tempat dalam melakukan penilaian sudah bisa diduga atau diambil karena ada prinsip anteced ini Yaitu prinsip yang menunjukkan adanya sesuatu gejala tertentu atau faktor penentu dalam tingkah laku yang menimbulkan sesuatu jawaban atau reaksi yang dapat diduga lebih dahulu. Misalnya yang dilakukan secara pada sesuatu yang berhubungan dengan perubahan struktural tingkah laku, akan memberikan suatu hipotesa mengenai apa yang akan terjadi, mengenai perubahan-perubahan tingkah laku apa yang akan diperlihatkan.
II. Model organismik
Dasar model orga ini adalah pandangan bahwa nismik manusia adalah suatu "keseluruhan" (gestalt) yang lebih daripada hanya penjumlahan dari bagian-bagiannya. Pandangan organis ini juga disebut sebagai pandangan holistik. Berbeda dengan pandangan pada model mekanistik, pandangan pada model organismik manusia adalah aktif. Manusia menjadi sesuatu karena hasil apa yang dilakukannya sendiri, karena hasil mempelajari. Jadi di sini jelas ada faktor organisme itu sendiri. Dalam mempengaruhi perkembangan seseorang. maka harus diperhatikan segi pribadi dengan segala macam kondisi khususnya yang ada atau yang dimiliki. Sehubungan dengan ini, juga dalam rangka melakukan psikoterapi, perlu diperhatikan ke-pribadinyai hal ini elas sangat berbeda dengan pendekatan behavioristik, yang tidak atau kurang memperhatikan segi segpribadi yang dimiliki, melainkan langsung mengusahakan agar terjadi perubahan pada sesuatu tingkah laku yang terlihat dan yang tidak dikehendaki.
3. Faktor keturunan dan lingkungan
Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah keturunan dan lingkungan ini sering timbul baik pada orang tua maupun siapa saja yang berhubungan dan memperhatikan kehidupan anak. Bahwa faktor keturunan yang berpengaruh ter hadap sesuatu tingkah laku, mudah diterima oleh siabsaja. Demikian pula adanya pengaruh dari lingkungan hidu hadap sesuatu tingka tidak menimbulkan an yang berarti. Tetapi kalau sampai pada pertanyaan, faktor mana yang lebih penting, maka sulit dijawab, Kenyataannya me- mang ada masa-masa dalam perkembangan anak yang memperli faktor dunia dalam memang ada yang moderat, tetapi ada pula yang ckarrim, hal ini tampak serai pada pandangan-paodangat para fasuf zamas Juga para psikolog banyak mengemukakan pendapat pes- Gora dan Thompson (194) mengemukakan tingnya proses kematangan yang tentu berhubungan terhadap perkembangan ber carswa. (1940) menghubungkas struktur tertentu dengan tak yang khusus, dengan segi kepribadian yang khnaus pula (Kobler, hoffla dkk dalam mempelajari porsepsi mengemukakan menentuk dalam Saana pendapat yang cukup menghebohkan dikemulakan oleh Arthur R Jenses (1969) mengenai LQ.
seseorang. Beryang diperoleh dari penelitian-penelitian adanya perbedaan pada beberapa kelompok keturunan menurut Jemen disebabkan oleh perbedaan 'senc yang ada Terlepas dari kritik-kritik yang dilontarkan terhadap Pendapat Jensen ini, para ahli mengakui adanya pengaruh ini, tidak se-ekstrim Jemen. Bahwa faktor keturunan (gene) yang terdapat pada kro- jala pada ketubuhan memang bisa dilihat. Maalnya gejala.yang timbul dengan proses-proses yang terjadi sesua dengan ilmu Keturunan (Genetika) seperti bentuk mata, biyang tebal, warna kulit, dll. Timbulnya ldusus karena faktor-faktor keturunan yang berkelainan golong Down's Syndrome (mongol). Karena keadaanaya yang terbatas, yang tidak bisa diatasi dengan pengaruh dari luar,bagaimana-Kenyataan yang sering menimbulkan apa yang gan pesimisme dalam dunia pendidikan karena kesulitan tshkan tidak mungkin melaksanakan tehnik-tehnik mendalami anak yang tertuna rungu atau tuna netra inteleknya. Pada umumnya sulit menyamai anak normal. Ini karena cacat indra ini memperkembangkan seperti halnya anak lain, ihususnya pada penderita gangguan (tuna rungu). Pada contoh ini jelas faktor dunia dan berbeda dengan anak lan yang tidak mengalami gang-dari zaman Locke peranan nya timbul suatu gerakan yang terarah. Dirangsang oleh ahri yang ekstrim JB. Watson (1878. banyak ahli Proses dan teori belajar bermunculan. Penyelidik-an dengan Gesell dan Thompson, Gagne (1968) mengemu kakan bahwa perkembangan dan kemampuan verbal pada anak adalah hasil mempelajari sesuatu yang diperoleh dari luar. Ditemukannya anak-anak yang hidup terpencil tengah hutan yang tidak memperoleh rangsangan yangter karena tidak hidup di tengah masyarakar; maka anak-anak sebut tidak bisa memperlihatkan tingkah laku yang wajar sesuai dengan hakekatnya sebagai anak manusia. Jelas karena tidak adanya rangsangan dari luar, maka timbullah keterbatasan dan hambatan dari tingkah lakunya. Perbedaan sikap ada kelompok sosial yang satu dengan kelompok sosial yang menunjukkan pengaruh tertentu dari norma-norma dalam lingkungan hidupnya yang mempengaruhi terbentuknya yang Pendidikan dan pengasuhan merupakan usaha yang diarahkan untuk mengubah tingkah laku, sesuai dengan keinginan si pendidik atau si pengasuh. Dalam lapangan Psikologi Klinis, psikoterapi selalu diarahkan untuk mempengaruhi tingkah laku, atau ciri-ciri badian, agar bisa memperlihatlan tingkah laku sesuai dengan keinginan sipemberi psikoterapi. Dalam hubungan semua manusia, tanpa dilihat umur nya, secara teoritis dapat diubah, sekalipun dengan tang khusus, disesuaikan dengan keadaan orang yang ingin diubah dan kemampuan diri terapis.
Kejadian atau tertentu bisa mengubah kehidupan seseorang dan mengubah pula ciri-ciri atau keseluruhan kepribadian seseorang yang mengalami kecelakaan yang berat, misalnya yang menyebab kan mengalami amputasi, atau kehilangan salah satu panca indranya mengakibatkan tingkah lalau yang drastik, Apalagi bilamana kecelakaannya mengenai bayang berhubungan dengan fungsi sesuatu syaraf pumping ini ada ini biasa dikenal dengan trauma fisik trauma-psikis yang juga bisa datang dari l Seorang yang karena sesuatu pelanggaran yang tiba-tiba tahuan, dikeluarkan dari pekerjaan atau dipecat dari jabatan hal ini mengakibatkan pula perubahan tingkah laku den reaksi reaksi dari ciri-ciri kepribadiannya, misalnya ia menjadi pemurung, pemarah, menarik diri dari lingkungan sosial, Hal-hal tersebut di atas ini menunjukkan adanya fak tor-faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi sebagian, bahlain keseluruhan kepribadian. Dari sudut pendidikan faktor lingkungan hal ini penting, sesuai dengan peranan seorangnpendidik yang mau menanamkan pengertian baru terhadap anak. Sikap ini dikenal dengan istilah optimisme dalam dunia pendidikan, ss. W. Bijou dan D. M. Baer, mengkategorikan asal usul rangsang-rangsang yang sampai pada anak dan mempengaruhi perkembangannya, yakni
l. Fisik: meliputi keadaan-keadaan alam yang bebas seperti pegunungan dan pepohonan, serta benda buatan manusia seperti: meja, kursi, rumah, jalanan, bangunan, kapal-ter- bang.
J. Kimiawi Gas dan larutan yang mempengaruhi jarak tetentu seperti bau panggang ayam, parfum, asap dan yang langsung mengena pada permukaan tubuh seperti sabun, obat-obatan anti septik, asam belerang. organismil struktur biologis dan fungsi-fungsi kefaalan pada organisme seperti rangsangan dari alat-alatpernapasan, pencernaan, kardiovaskuler, kelenjar persyan dan sistim otot-otot, mpilan, perbuatan dan interaksi antar orang ibu, ayah, saudara, guru, teman, karyawan, polisi dan dirinya sendiri.
3 Kelompok yang digolongkan kelompok interaksionis
Penalbahasan mengenai seberapa jauh pentingnya peranan faketurunan seberapa jauh peranan faktor lingkungan di anggap oleh sekelompok ahli Hebb (1949), man (1953) Schmeiria (1956, sebagai sesuatu tidak penting lagi untuk dilakukan, Pertanyaan seperti "yang mana yang lebih penting" akan selalu sampai pada jalan toun". Suatu masalah klasik dikemukakan oleh Anne Anastasi, yang Association pernah menjabat Presiden pertentanganndi Majalah Psychological Reeier (1958) mengenai bantara kedua faktor di atas. memberikan ja- Bukan pertanyaan "yang mana" yang bisa plan keluar untuk mengatasi Peini, melainkan banyak akan memberi kepuasan dihadap semua pihak. Akan tetapi pertanyaan seperti hanya anggapn masih belum memuaskan (R. Lerner, 1970), karena penjumlahan yang satu kepada yang lain dan tetap menimbulkan pertanyaan lain mengenai peranan kedua faktor yang dipertentangkan. Di pihak lain pertanyaan lain yang dicoba dijawab oleh Anastasi yakni mana" hubungan antara kedua faktor itu dianggap memberi jalan keluar yang baik dan memuas semua Pertanyaan "bagaimana" ini menunjukkan adanya interaksiling mempengaruhi yang meliputi dasar-dasar
l) Bahwa faktor konstitusi (nature) dan faktor lingkungan ke- duanya menjadi sumber timbulnya setiap perkembangan. Bahwa keduanya tidak bisa berfungsi secara terpisah tetapi saling berhubungan.nbungan dapat sebagai bentuk yang majemul artinya suatu hubungan yang terjadi mempengarului hubungan-hubungan lain yang akan terjadi. Dalam keterangannya lebih lanjut Anastasi mengemukakan bahwa pengaruh keturunan tingkah laku selalu secara tidak langsung. Tidak ada satupun di antara fungsi-fungsi anak, yang secara langsung diturunkan oleh orang tua terhadap rangsang keturunan perantara atau yang terdapat dalam lingkungan. Meskipun dalam kenyataannya ada semacam tingkatan, yang lebih dan yang kurang. mul n keterangan keterangan ini dapat dikemukakan beberapa Pengaruh latar belakang keturunan yang sama menghasilkan tingkah laku yang berbeda pada kondisi kondisi lingkungan yang berbeda pula asuh Contoh yang jelas pada anak-anak kembar identik yang di-secara terpisah ternyata memperlihatkan perbedaan-perbedaan tingkah laku meskipun perbedaan ini tidak besar,
2. Pengaruh latar belakang keturunan yang berbeda-beda dan lingkungan hidup yang pula dapat menghasilkan a perkembangan yang sama. Contoh mengenai hal ini adalah anak-anak yang diasuh pada berbagai Panti Asuhan; beberapa kelompok anak memperlihatkan pola tingkah laku yang kira-kira sama.
3. Lingkungan hidup yang sama bisa menimbulkan perbedaan tingkah laku meskipun latar belakang keturunan yang berContoh misalnya anak pungut adopsi yang memperlihatkan kekhususan-kekhususan yang dapat dibedakan dengan anak kan-
4. Lingkungan hidup yang tidak sama bisa menimbulkan dalam ciri-ciri kepribadian, meskipun latar belakang keturunan tidak sama. Contohnya dapat dilihat pada beberapa orang yang mem-perlihatkan pola kepribadian yang kira-kira sama, misalnya ciri- ciri dari kehidupan emosi ataupun kualitas dari bakatnya yang
sama, meskipun tidak ada hubungan apapun satu sama lain. Mengenai pengaruh lingkungan Anastasi mengemukakan ada nya semacam faktor segmental artinya dari titik yang sempit sampai yang luas. Ada masa-masa ketika pengaruh lingkungan sangat kecil dan sebaliknya ada masa-masa ketika pengaruhnya sangat besar. Peristiwa traumatis adalah contoh bahwa sesuatu terjadi dalam waktu singkat, meskipun ini menimbulkan reaksi akibat yang mungkin lama sekali. Hospitalisasi dan institu sonalisasi pada anak-anak serta kehidupan pada keluarga dengan tingkatan sosial tertentu merupakan masa-masa yang agak lama lama dan lama sekali. Ini merupakan faktor yang ada di ling- yang mempengaruhi perkembangan tingkah laku dan kehidupan psikis lain yang digolongkan sebagai tokoh Ed. a adalah L.S. Vygorsky Thought Houfmann, and G. Vahar MIT Press, Cambridge, Mass. 1962), seorang keturunan Vygotsky perken bangan dilihat sebagai proses kematangan dan dengan sendirinya ikuti hukum hukum alam, dan instruksi lingkungan sebagai alat kemungkinan-kemungkinan yang diciptakan oleh perkembang Dalam uraiannya dengan pendekatan interaksionis vygosky mengambil contoh perkembangan konsep. Ia membagi perkembangan ini dalam dua jenis, yakni: 1. Konsep yang spontan dan
2. konsep yang tidak spontan.
Konsep yang spontan terjadi pada anak dengan sendirinya misalnya pada pengalaman yang tiba-tiba, dan merupakan sesuatu yang tidak disadari karena perhtian diarahkan terhadap obyeknya bukan lakunya. Pembentukan konsep yang tidak spontan, atau disebutnya konsep yang berhubungan dengan pengetahuan yang diperoleh di sekolah, terjadi dengan disadari dan jelas diketahui lakunya. Hal yang kedua ini menjadi ciri-ciri perkembangan, dicapai pada masa perkembangan, yang disebut operasional Agar bisa memperkembangkan konsep-konsep pengetahuan, perlulah tinglat tingkat perkembangan tertentu yang sudah dicapai oleh si anak. Dengan kata lain perkembangan konsep yang oleh Vygot sky disebut konsep yang tidak spontan (pengetahuan) tuhkan kesiapan tertentu untuk memperoleh rangsangan-rangn tertentu dari lingkungan. Vygotsky karena itu, percaya bahwa kedua proses pembentukan konsep saling berhubungan dan pengaruh-mempengaruhi Torbentuknya kemampuan mempergunakan ke majemuk tidak mungkin terjadi melalui proses belajar, Pada Vygotsky peranan perkembangan, yang terjadi dengan sendirinya, ke arah kesiapan dan kematangan tertentu dianggap sebagai aspek yang tidak boleh diabaikan. oleh Luria, proses yang terjadi dengan sendirinya pada anak dalam menghadapi lingkungan disebut "Sistim mengatur sendiri" (self regulatory system).
Bagaimana interaksi antara faktor keturunan dan faktor lingkungan? Dalam usaha menerangkan interaksi antara faktor keturunan (konstitusi) dan faktor lingkungan, Anastasi menyarankan untuk mempergunakan konsep yang dikemukakan oleh Dobabansky seorang ahli Ilmu keturunan yang dikenal dengan istilah norma reaksi. Konsep ini sudah dikenal sejak permulaan abad ini ketika diperkenalkan oleh Woltereck Untuk mengetahui konsep norma reaksi ini maka terlebih dahulu diterangkan mengenai hubungan-hubungan antara genotip dan fenotip. Ketika terjadi fertilisasi dan tercipta manusia baru terjadi penggabungan antara kromosom dari pihak ibu dan kromosom dari pihak ayah. Pada kromosom terdapat banyak sekali 20.000) faktor keturunan (gene). Karena faktor keturunan ini, yang dalam prosesnya mengikuti hukum-hukum tertentu dalamilmu keturunan (Mendel), maka terdapat ciri-ciri khusus baik terlihat pada segi fisiknya, segi fisiologis maupun segi-segi karak- terologis. Ketika tercipta manusia baru, maka ia akan memperoleh faktor-faktor yang diturunkan, yang disebut dengan istilah genotip. Menurut para ahli, genotip ini jumlahnya lebih dari 70 triliun, dan karena itulah tidak akan ada 2 manusia yang mempunyai genotip yang sama.
Genotip adalah sesuatu yang ada, yang diperoleh sejak konsepsi dan merupakan kerangka yang akan menjadi sesuatu. Tetapi tidak semua akan aktual dan meDalam lingkungan tertentu genotip ini, jadi apa yang ada ini, akan menjadi sesuatu yang terlihat. Yang terlihat ini disebut fenotip. Antara genotip dan fenotip tidak ada hubungan isomir- ada harus menjadi sesuatu yang terlihat, Aktualisasi genotip bergantung pada lingkungan yang mem-pengaruhinya. Ini dapat digambarkan sbb Genotip dalam lingkungan tertentu menimbulkan La Fa Genotip yang sama dalam lingkungan yang berbeda akan menghasilkan fenotip yang berbeda pula.Pada lingkungan a akan menimbulkan fenotip a, lingkungan fenotip b, dst. Dengan demikian apa yang diperoleh ketika terjadi konsepsi dan ketika dilahirkan merupakan suatu kerangka yang memberi kemungkinan-kemungkinan, merupakan potensi-potensi yang bisa berkembang menjadi sesuatu ciri kepribadiannya. Inilah konsep Norma Reaksi yang mengemukakan: "Dan genotip yang sama bisa bermacam-macam fenotip bergantung pada lingkungan tempat individu itu berkembang". Itulah suatu konsep yang menghubungkan faktor dunia dalam dengan faktor-faktor dunia luar atau lingkungan. Dari konstitusinya, dan genotip diperoleh kemampuan.
kemampuan yang batas berkembang dan dan bergantung padi keadaan-keadaan lingkungan apakah genotip akan menjadi fenotip atau tidak. Genotip memberi batas dan kerangka sejauh mana.sesuatu masih mungkin diperkembangkan. Dalam pengertian ertian mudah dilihat hubungan yang terdapat antara puan yang ada dan prestasi yang dicapai. Tidak semud kemampuan yang ada yang dimiliki, akan muncul atau aktual Aktualisasi sesuatu kemampuan masih bergantung pada banyak faktor antara lain ketepatan perangsangan yang datang dari kungannya. Jadi bisa saja terjadi suatu genotip sebenarn tetapi karena tidak bisa aktual, maka tidak akan pernah terlihat Dalam percakapan sehari-hari sering disebut "bakat terpendam" terselubung, dan tidak semua bakat yang ada akan benar- benar mancul. Di daerah-daerah terpencil mungkin saja ada se- orang yang mempunyai bakat seni luar biasa, atau bakat ola raga istimewa, tetapi karena lingkungan tidak bisa memberikan balat pengembangan maka bakat istimewa pernah akan muncul atau Dalam hubungan dengan tujuan pendidikan, anak di perkembangkan kemampuan sebaik-baiknya dan tetapi tidak mungkin melebihi kemampuan dasar (genotip) dan kerangka batas dimilikinya.
Hanya selalu timbul. hal ini untuk mengetahui batas-batas ini obyektif menjadi sumber timbulnya ketegangan emoal pada berbagai pihak yang berhubungan dengan anak..Menurut J. Hirsch (1970) norma-reaksi ini sulit diramalkan,.genocip fenotip pada lingkungan tertentu. Bahkan hal ini juga.salit dilakukan terhadap tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Hanya dalam kejadian-kejadian khusus memang ada kalanya normamreaksi bisa diberikan ramalan seberapa jauh atau bagaimana Uraian uraian di atas jelas menunjukkan bahwa faktor kons-.gkah laku melainkan masih bergantung pada lingkungan tempat beradaSebaiknya lingkungan saja tidak bisa distrukturkan sedemikian sehingga dilharapkan berkembang melebihi kerangka genotip yang sebenar-benarnya dimiliki. Tujuan memperkembangkan anak adalah memuncullkan sesuatu yang secara genotip adalah sebaiknya untuk tujuan penyesuaian diri dan mempertahankan diri dalam lingkungan hidupnya; ini termasuk berhubungan dengan keselamatan dan perlindungan fisiknya, kemampuan untuk memanfaatkan sumber-sumber yang ada di lingbangan, dan kemampuan untuk mengadakan hubungan-hubung sosial yang serasi.
4. Kontinuitas diskontinuitas dalam perkembangan ini Dalam proses terjadi dari bisa kuantitatif dan bisa kualitatif. Sesuatu ya tumbuh kecil menjadi besar adalah perubahan kuantitatif, yang bisa diukur. Tinggi badan dan berat badan bertambah secara kuantitatif. Sesuatu yang berkembang dari yang sederhana menjadi sesuatu yang lebih majemuk menunjukkan adanya perubahan kualitatif. Misalnya dorongan yang timbul karena adanya kebutuhan dapat berubah secara kualitatif menjadi lebih banyak dan Jika perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung terus pada tahapan-tahapan perkembangan berikutnya dengan cara-cara yang sama, maka hal ini disebut kontinuitas. Apa yang ada pada perkembangan sebelumnya diteruskan pada tahapan perkembangan berikutnya. Kalau perubahannya mengenai hal-hal yang kuantitatif dan berlangsung terus pada tahapan berikutnya, hal disebut kontinuitas kuantitatif. Tetapi hal ini biasanya tidak terus menerus terjadi dalam perkembangan misalnya togenetis, yang mengenai tinggi dan berat badan, sebab sampai pada usia tertentu akan terjadi diskontinuitas. Kalau perubahannya menge-nai hal-hal yang kualitatif maka tidak terdapat tinuitas, karena ada hal-hal yang baru. H. Werner (1957) menyebutkannya 'emergence atau 'epi- sewenis. Jadi perubahan-perubahan kualitatif selalu diskontuinitas karena tidak ada aspek atau faktor yang "diteruskan' Dalam hubungannya dengan konsep perkembangan ortho Genetik yang dikemukakan oleh perubahan ke arah terorganisasi dan terintegrasinya sesuatu aspek menunjukkan adanya kontinuitas. Sedangkan perubahan ke arah di berasal yang terjadi, timbulnya sesuatu baru yang dari sesuatu yang global sebelumnya adalah diskontinuitas Perkembangan adalah sintesa antara keduanya yakni dife rensiasi yang bersifat diskontinuitas dan proses hierarki yang beKontinuitas dan diskontinuitas juga terjadi pada proses-belaj baik secara filogenetis maupun ontogenetik.
Bittermann banyak menyelidiki proses-proses belajar pada hewan, Bittermam menyimakan bahwa hukum-hukum proses belajar yang berlaku pada suatu jenis (species) hewan tidak terlaku pada jenis hewan yang lain. Cara-cara belajar yang terjadi pada jenis hewan tertentu tidak bisa diamalkan jenis hewan yang la Adanya daan proses belajar secara filogenetis ini menyimpulkan pula bahwa sifatnya secara ontogenetik pun tidak sama. Dengan lain pada perkembangan ontogenetis hewan juga terdapat diskontinuitas. Kendler & Kendler melakukan penyelidikan mengenai persoalan pada perkembangan ontogenetis tepat juga terlihat kontinuitas dan diskontinuitas Pada anak prasekolah dan pada anak Taman Kanak.nampak dikonstinuitas sedangkan kelompok umur yang lebih besar sampai dengan mahasiswa menunjukkan kontinuitas Di atas telah dikemukakan bahwa dalam proses pe bangan terjadi perubahan. Sejak permulaan terjadinya manusia baru melalui konsepsi; manusia tidak pernah diam (statis) sampai mati tentu saja. Pada setiap saat manusia sedang dalam proses berubah. Apa yang ada sekarang, sebentar lagi mungkin berubah. Mungkin bertambah secara cepat dan banyak serta majemuk, mungkin juga berubah sedikit, bertambah sedikit, bahkan dalam bahan ini sesuatu juga bisa berubah, menjadi berkurang, Misalnya pada usia lanjut ketika terjadi penurunan seluruh perubah terjadi. Pada permulaan kehidupan proses perubahan terjadi melalui suatu satuan waktu yang cepat dengan penambahan-penambahan yang banyak, misalnya terlihat pada bayi dan dan pada masa remaja. Perubahan bisa pula dalam satuan waktu yang agak tenang, dengan penambahan yang relatif sedikit, misalnya pada masa dewasaPerubahan-perubahan ini meliputi beberapa aspek, maupun psikis. Perubahan psikis jelas terlihat pada perkembangan kognitif, perkembangan emosi, perkembangan moral dll. Beberapa kategori perubahan yakni:
1. Perubahan dalama ukuran
perubahan dengan pertambahan dalam ukuran tinggi "aupun berat. Berat sekitar 3 kg ketika dilahirkan menjadi sekian tdaumur 6 bulan. Panjang 50 cm ketika dilahirkan menjaekian pada umur i tahun. Organ-organ tubuh juga ng iami perubahan ukuran, a volume ocak dengan akibat ter perubahan dalam kemampuan Jumlah suku pada mulanya sedikit semakin ber tambah umur semakin bertambah sehingga pada umur 1-1% tahun anak sudah bisa mengucapkan rangkaian sukukata-sukukata menjadi perkataan-perkataan yang mulai bermakna dan ada bungannya dengan obyek tertentu. Kemampuan mengenal obyek-obyek di lingkungannya ber- tambah sedikit demi sedikit. Kesemua perubahan di atas menunjukkan adanya perbedaan kuantitatif yang bisa diukur
2. Perubahan dalam perbandingan
Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan
proporsional antara kepala, anggota badan dan anggota gerak. Misalnya perbandingan antara besarnya kepala dengan anggota badan, semakin bertambah umur, semakin bertambah besar. Sampai pada umur tertentu perbandingan akan menetap, yakni pada usia akhir Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental. Perbandingan antara yang tidak riil, yang khayal, dengan hal-hal yang rasional semakin lama semakin besar. tas pada masih banyak sedikit terdapat rea banyak mereka, semakin lama akan berubah sebaliknya, y realitas dan sedikit berkhayal. Dalam perkembangan sosial mereka juga sedikit demi sedikit berubah, dari bermain sendiri, bermain dengan saudara, dengan anak-anak tetangga dan kemudian dengan anak-anak lain, yang
3. Berubah untuk mengganti hal-hal yang lama
Pada bayi terdapat kelenjar buntu yang disebut gl. The pada daerah yang sedikit demi sedikit mengalami atropby (penyusutan) dan menghilang ketika sudah tdaumur 6 bulan. Panjang 50 cm ketika dilahirkan menjaekian pada umur i tahun. Organ-organ tubuh juga ng iami perubahan ukuran, a volume ocak dengan akibat ter perubahan dalam kemampuan Jumlah sukukata pada mulanya sedikit semakin ber tambah umur semakin bertambah sehingga pada umur 1-1% tahun anak sudah bisa mengucapkan rangkaian sukukata-sukukata menjadi perkataan-perkataan yang mulai bermakna dan ada bungannya dengan obyek tertentu. Kemampuan mengenal obyek-obyek di lingkungannya bertambah sedikit demi sedikit. Kesemua perubahan di atas menunjukkan adanya perbedaan kuantitatif yang bisa diukur
2. Perubahan dalam perbandingan
Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala, anggota badan dan anggota gerak. Misalnya perban- dingan antara besarnya kepala dengan anggota badan, semakin bertambah umur, semakin bertambah besar. Sampai pada umur tertentu perbandingan akan menetap, yakni pada usia akhir be- Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental. Perbandingan antara yang tidak riil, yang khayal, dengan hal-hal yang rasional semakin lama semakin besar. tas pada masih banyak sedikit terdapat rea banyak mereka, semakin lama akan berubah sebaliknya, y realitas dan sedikit berkhayal. Dalam perkembangan sosial mereka juga sedikit demi sedikit berubah, dari bermain sendiri, bermain dengan saudara, dengan anak-anak tetangga dan kemudian dengan anak-anak lain, yang
3. Berubah untuk mengganti hal-hal yang lama
Pada bayi terdapat kelenjar buntu yang disebut gl. The pada daerah yang sedikit demi sedikit mengalami atropby (penyusutan) dan menghilang ketika sudah Pada bayi juga terdapat rambut-rambut bayi yang lama ke lamaan akan menghilang. Bahasa bayi yang tidak jelas dan berbicara cadel semakin menghilang dan diganti dengan perkataan yang jelas artinya. Kebiasaan untuk merangkak kalau mengambil sesuatu akan menghilang sesuai dengan meningkatnya kemam-kemampuan motorik dan berganti dengan berjalan. Dari sudut emosi terjadi perubahan-perubahan ke arah kemampuan menunda emosi secara lebih tepat. Kebiasaan untuk melakukan sesuatu tanpa bisa menahan diri dan menunda secara ber tingkat akan menghilang. Kebiasaan mengompol akan menghilang dan anak mampu mengatur persyarafan dan perototan yang berhubungan dengan penguasaan saluran dan kandung seni. Pada anak-anak gigi-gigi akan tanggal sedikit demi sedikit dan diganti dengan gigi tetap
4. Berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru
Banyak hal yang baru diperoleh selama perkembangan sejakdilahirkan dan sesuai dengan keadaan dan tingkatan tahapan tahapan perkembangannya. Ketika dilahirkan bayi belum mempunyai gigi dan beberapa aktu kemudian kalau sudah sampai waktunya atau umurnya akan tumbuh gigi Bayi roleh dan menambah sesuatu yang baru yang sebelumnya belum ada atau belum dimiliki. Menjelang usia remaja terjadi penambahan bulu-bulu ketiak, sekitar alat-alat kelamin, timbullah kumis pada lalai-laki, akibat mulai berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin. Tanda-tanda ini dikenal dengan istilah tanda-tanda kelamin sekunder Dilihat dari segi mental bertambah perbendaharaan kata dan kekayaan bahasa, nilai dan norma moral yang semakin berbagai pengetahuan yang diperoleh terutama dari pendidikan formal dan yang berhubungan dengan kematangan kelen dan yang tidak ketika masih anak-anak, yakni munculnya dorongan seles. embangannya manusia masih tetap dan memperoleh hal-hal yang baru, terutama yang berhubungan dengan kehidupan psikis. Pada manusia terdapat kebutuhan untuk memperoleh dan mengetahui hal-hal yang baru. Tertutupnya kemungkinan untuk memperoleh hal ini akan menimbulkan ini kecewaan dan penderitaan secara psikis. Contoh dalam hal adalah "berita, koran, majalah dan pengalaman yang baru. Baru pada usia lanjut intensitas dan dorongan ini pada umumnya mulai berkurang.
Belajar di sekolah merupakan kegiatan untuk mengetahui, memperoleh sesuatu yang baru secara bertahap dan direncanakan. Sebagian besar kegiatan pada anak adalah kegiatan memperoleh hal-hal baru sebagaimana dapat dilihat pada anak-anak setiap hari harus ke dan serelah pulang sekolah masih harus belajar. Dari ini terlihat bahwa proses per kembangan untuk memperoleh hal-hal baru ini, sebagian besar dan untuk waktu yang lama (sekolah dan kuliah sebagai kegiatan belajar yang formal) adalah mengenai kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan mental. Kehidupan psikis anak merupakan kegiatan yang maju, yang meningkat seperti yang sering terlihat seorang anak yang mencampakkan alat permainan yang baru diberikan kepadanya beberapa hari yang lewat. Pada nak timbul perasaan bosan dan alat permainan itu tidak menarik lagi. Ia ingin alat permainan yang baru. Pada remaja sering terlihat sifat pembosan dan ingin selalu melakukan atau memperoleh yang baru. Baik mengenai benda maupun kegiatan yang berhubungan dengan kepuasan secara psikis. Mengikuti mode merupakan perwujudan keinginan mengikuti dan memperoleh sesuatu dianggap baru, sekalipun yang baru ini menjadi sangattif dan merupakan fungsi dari perubahan waktu, bisa lamabist cepat, Kebutuhan untuk memperoleh dan mencari sesua yang baru merupakan dorongan yang menjadi sebagian ciri pribadiannya secara pribadi yang berbeda-beda pada setiap oranf dan pada setiap tingkatan tahapan perkembangannya.