7. Upaya Mengatasi KekerasanBerikut upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menanggulangi kekerasan.a. Memperkuat Pengendalian SosialDalam hal ini, pengendalian sosial dapat dimaknai sebagai berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang melakukan penyimpangan, termasuk tindak kekerasan.
Pengendalian sosial dapat dilakukan melalui hal berikut.1)
Pengawasan, yaitu upaya mengawasi perilaku anggota masyarakat demi mencegah terjadinya tindak kekerasan. Ini dapat dilakukan oleh warga masyarakat ataupun aparat penegak hukum
2)
Penindakan, yaitu pengenaan sanksi atau hukuman kepada pelaku tindakkekerasan. Tujuan penindakan adalah memberi contoh kepada warga masyarakat agar tidak meniru tindakan pelaku kekerasan dan mengurangi kemungkinan pengulangan tindak kekerasan oleh pelaku.
b. Mengembangkan Budaya Meminta dan Memberi MaafJika seseorang melakukan perbuatan yang tidak pada orang lain, maka ada kemungkinan orang tersebut akan membalas dengan tindak kekerasan. Namun, bagaimana jika pelaku langsung meminta maaf? Tentunya tindak kekerasan dapat dicegah. Untuk itu, perlu dikembangkan budaya untuk segera meminta maaf ketika menyadari kekeliruan dan memberi maaf tanpa menyimpan dendam.
c. Menerapkan Prinsip Prinsip AntikekerasanBerdasarkan konsep Satya Graha yang dikemukakan oleh Mahatma Gandhi harus diupayakan untuk menerapkan prinsip-prinsip antikekerasan dalam menghadapi situasi konflik. Prinsip antikekerasan dilaksanakan melalui strategi membangun hubungan erat kerja sama, dan pendekatan pribadi terhadap lawan konflik. Asumsinya ialah bahwa tindakan antikekerasan akan menimbulkan tangapan serupa. Dengan demikian, konflik tidak akan pada kekerasan massa
Perlu diingat pula ucapan Mahatma Gandhi yang dikutip oleh presiden AS, Ronald Reagen, dalam sebuah pidato di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 25 September 1984, "Semua masalah bisa diselesaikan secara damai jika pihak yang bermusuhan saling berbicara atas nama cinta dan kebenaran. Sepanjang sejarah, ungkapan cinta dan kebenaran selalu menang."
d. Memberikan Pendidikan Perdamaian kepada Generasi MudaMenurut Cawagas dan Swee Hin sangat penting untuk memberikan pendidikan per damaian kepada generasi muda untuk membekali mereka dengan kemampuan yang dibutuhkan dalam
penanggulangan dan penyelesaian konflik maupun tindak kekerasan Pendidikan perdamaian tersebut meliputi sebagai berikut1) Membongkar dan menyingkirkan budaya kekerasan.
2) Hidup dengan rasa keadilan dan kepedulian
3) kan hak asasi manusia dan tanggung jawab sosial terhadap sesama
4) Hidup dalam harmoni dengan lingkungan alam (bumi) mbangun budaya menghormati solidaritas dan rekonsiliasi
Baca juga:
- Bentuk-Bentuk Kekerasan Materi Sosiologi - Baru!!
- Definisi Kekerasan dan Syarat Terjadinya Kekerasan Materi Sosiologi - Baru!!
- Faktor Penyebab Kekerasan dan Karakteristik Kekerasan Materi Sosiologi - Baru!!
- Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pola Penyelesaian Konflik Materi Sosiologi - Baru!!
Terus mengembangkan inner peace, yaitu prinsip damai dalam diri sehingga mampu menciptakan kedamaian di masyarakat.
e. Mengawasi Tayangan Televisi mencegah kekerasan, kiranya sungguh tepat jika stasiun televisi memperbanyak tayangan yang menampilkan semangat menolong dan tidak mengeksploitasi adegan Kekerasan. Orang tua pun perlu mendampingi anak-anaknya saat menyaksikan televisi dapat memberikan bimbingan atau penjelasan mengenai suatu tayangan.
f. Memastikan Terpenuhinya Kebutuhan Anggota MasyarakatFrustrasi yang mengarah pada tindak kekerasan, salah satunya disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan kebutuhan dasar anggota masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya mampu menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan dan memastikan terpenuhinya kebutuhan fisik dasar (pangan, sandang, dan perumahan) dari anggota masyarakat. Anggota-anggota masyarakat pun dapat memberdayakan diri untuk membantu menciptakan lapangan pekerjaan melalui kewirausahaan mandiri.
g. Meningkatkan Dialog dan Komunikasi Intensif Antarkelompok dalam Masyarakat Dialog dan komunikasi intensif dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan sikap saling menerima serta menghargai antarkelompok berbeda. Dialog dan komunikasi intensif juga mampu mengembangkan kesediaan memandang yang lain dengan penghargaan, tanpa saling memaksakan kehendak, pendapat, atau pandangan sendiri. Jika kekerasan telah terjadi, maka dialog pun sangat bermakna untuk mengeratkan kembali jalinan hubungan antarkelompok.
h. Mendampingi Korban KekerasanUntuk mengatasi trauma psikologis yang membekas dan memengaruhi kepribadian individu, perlu diberikan pendampingan terhadap korban tindak kekerasan. Pendampingan dibutuhkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa korban mengalami kekerasan bukan karena kesalahannya dan mengembalikan kepercayaan diri korban untuk kembali berperan sesuai statusnya
i. Menyediakan KatarsisKatarsis adalah sarana yang dapat digunakan untuk menyalurkan atau menurunkan rasa marah maupun kebencian sehingga tidak mewujud menjadi tindak kekerasan. Katarsis bisa berupa kegiatan yang menguras tenaga (pertandingan olahraga atau kegiatan fisik positif lainnya) maupun arena untuk bersantai (taman kota atau fasilitas publik lain yang mudah diakses
Konflik sosial yang didasari oleh alasan untuk sekadar mempertahankan diri memang tidak begitu mengarah pada kekerasan, karena konflik ini hanya bersifat defensif. Namun, terdapat pula konflik sosial yang mengarah pada kekerasan yang terang-terangan bertujuan untuk mencelakakan pihak lain yang dipandang sebagai lawan. Analisislah perbedaan antara konflik dan kekerasan!
Alternatif PenyelesaianAntara konflik dan kekerasan mempunyai perbedaan. Konflik sangat potensial memicu lahirnya kekerasan. Sebaliknya, kekerasan sering akibat konflik sosial. Kekerasan pada kekerasan fisik atau psikis yang bersifat personal (mengarah pada orang atau kelompok tertentu) yang dilakukan secara sengaja, langsung, dan aktual.
Terimakasih telah membaca
Upaya Mengatasi Kekerasan Materi Sosiologi