Beberapa tokoh mengemukakan pula teori teori perkembangannya dengan pendekatan teoritis-hipotetis dan dari sudut ilmu eksakta, yang sangat sulit diuraikan dan oleh karena itu tidak dibicarakan, di samping teori-teorinya tidak lagi banyak di ditulis dalam terbitan-terbitan mutakhir. Uraian mengenai tokoh-tokoh dikelompokkan sesuai dengan bidang atau aliran yang dititikberatkan untuk menerangkan teo-rinya. Pada satu bidang atau aliran, diwakili oleh beberapa tokoh yang dalam kenyataannya masih ada perbedaan di sana-sini, meski biasanya bersifat saling mengisi serta oleh yang sedang berpengaruh (Zeitgeist). Bidang atau aliran seperti perkembangan kognitif hanya diwakili oleh seorang dianggap cukup jelas.
Pembicaraan psikoanalisa seakan-akan rien gersang tanpa jadi mengikutsertakan S. Freud, pencipta Psikoanalisa ni. Psikoanalisa adalah S. Freud, S. Freud adalah Psikoanalisa. Meskipun dalam perkembangan lebih lanjut, banyak tokoh baru bermunculan yang psikoanalisa. Psikoanalisa dibicarakan di tokoh-tokoh sini karena dasar-dasar teorinya dianggap sebagai hasil pemikiran yang luar biasa dan telah menempati dan memperkaya dunia pengetahuan khususnya Psikologi. Tentu timbul banyak reaksi dan pendapat mengenai teori Psikoanalisa ini, termasuk dari merekayang sangat menentangnya. Sifat psikologi ialah banyaknya teori dan yang kadang-kadang diperoleh melalui pendekatan Filosofis, lkarena sifatnya yang abstrak-teoritis. selain itu tentu saja bisa dilakukan pendekatan dan pembuktian cara eksperimental dengan hukum-hukum yang biasa dipergunakan dalam lapangan ilmu eksakta. Karena itu sulit untuk mengemukakan satu salah, dan tidak bisa dipakai lagi, karena teori baru yang lebih benar, dan obyektif serta ada bermacam-macam konsep lain. Kenyataan bahwa buku-buku Psikoanalisa masih menempati sudut cukup besar di Perpustakaan-pe pustakaan psikologi di mana-mana, membuktikan bahwa psiko sebagai teori yang pernah ada, akan tetap ada, sekalipun bermunculan teori-teori baru, baik yang benar-benar asli baru maupun yang berupa penggubahan atau pengembangan teori-teori yang sudah ada
a, SIGMUND FREUD (1856-1939).
Dilahirkan di Freiburg, Moravia pada tahun 1856, sebagian hidupnya tinggal di Wiena dan meninggal pada tahun 1939 di Pendidikan formalnya ialah Kedokteran dan setelah lulus alam bidang neurologi dan melakukan penyelidikan lidikan dalam bidang Freud meninggalkan dunia universitas karena alasan-alasan pribadi dan keluarga untuk menng dokter yang berpraktek pribadi. Ia banyak menghadapi pasien hysteria yakni pasien-pasien yang menderita gangguanuan fungsional somatis dengan latar belakang psikologi. Pada tahun 1885 Freud pergi ke Paris dan selama setahun pada Piere Janet dan Jean Charcot dalam tehnik-teembuhkan para penderita hysteria yakni dengan tehipSekembalinya ke Wiena Freud bekerja dengan Breuer dalam menyembuhkan penderita hysteria dengan tehnik Joseph hipnosa. Breuer telah menyembuhkan banyak petan tehnik hipnosa tempat pasien yang dalamukakan hal-hal yang diberikan keadaan hipnosa dialami Kepada pasi dirasakan tidak hal yang ikut untuk meluapkan segi kan ketegangan Pada Freud segera dalam bah tehnik ini keadaan h kan ini, ruh Freud mempergunakan dan memancing ataupun telah an dengan masalah-masalahnya. tehnik asosiasi bebas dan yang tidak enak tidak sudah dilupakan. Sekali seorang pasien maka selanjutnya hambatan tadinya membicarakannya. Ada hal-hal yang disadari di bawah lagi untuk sudah pernah kesadaran manusia, baik yang bawah kemudian dengan sengaja ditekan ke ppri
pakan) yang dikenal dengan kemudian oleh da hal-hal yang akan muncul ke kesadaran dan bisa muncul fungsi yang ada dalam diri g (ego) tidak Freud seseorang ke kesadaran. Adapun hal kedua disebut bahwa dengan asosiasi bebas para pasien keluarkan yang sudah ataupun terletak bawah sadar dan dengan demikian terjadi pengurangan ketegangan-ketegangan yang dialami Pasien. pi, Freud Dilengkapi dengan tehnik analsis mimnik baru untuk menyembuhkan para pasien yang megangguan-gangguan kepribadian. Ini merupakan salah satu psikoanalisa yang diciptakan oleh Freud yakni sebagai salah satu tehnik terapi di samping menciptakan teori baru yakni dalam hal struktur kesadaran seseorang dan struktur Sebagai ilmuwan Freud melihat hukum-hukum energi yang ada dalam lapangan fisika berlaku untuk benda-benda di dalam alam ini, bisa diterapkan untuk kehidupan mental sesewa manusia sejak lahir mempunyai na berhubungan satu sama lain, sehingga jelas ada unsur tenaga atau pada kehidupan psikis seseorang. Inilah yang oleh Cs. Hall disebar psikodinamika. Tenaga atau kekuatan psikis ini yang mempunyai latar belalang biologis disebut libido, dan sebagai naluri sudah ada pada setiap manusia pada waktu dilahirkan. Karena merupakan tenaga atau kekuatan, libido ini mendorong timbulnya tingkah laku seperti berpikir dan mengingat sepindah-pindah perkembangannya pusat atau daerah libido bermerupakan pula dasar mengenai perkembangan kepribadian. Libido sebagai naluri adalah salah satu di antara konsep-konsep naluri yang dikemukakan oleh Freud, yakni Naluri kehidupan, yang berhubungan dengan dorongan-dorongan untuk hidup, merasa haus dan lapar dan timbul kebutuhan serta dorongan untuk memperoleh makanan. Yang termasuk naluri kehidupan ini ialah naluri untuk menghindar dari rasa sakit dan kemungkinan-kemungkinan melukai diri, Naluri kematian (Thanatos). lalah naluri-naluri yang berakibat negatif bagi kelanjutan kehidupan manusia, dengan sifat merusak diri.
3. Naluri libido (Eros).
Konsep libido dari Freud ini yang menghendaki kenikmatan dihubungkan dengan latar belakang seks yang sangat menghebohkan pada waktu itu, sebab libido sudah ada pada bayi, ber fungsi kenikmatan seks pada bayi. Ada tingkatanarti ada tingkatan fungsi dan kehidupan dari libido atau naluri seks ini dan yang kemudian dikenal dengan perkembangan psikoseksual. Sebelum membicarakan perkembangan Psikoseksualitas yang merupakan inti tulisan mengenai konsep-konsep yang dikemukakan Freud akan diuraikan lebih dulu mengenai struktur kepri- Ada tiga tingkatan kehidupan pada manusia yakni Logika dan rasional Freud menyebutkan tingkatan animal itu id, yaitu gudang ongan atau tenaga yang sifatnya primitif. Dorongan primitif ini mempunyai sifat yang disebut prinsip kenikmatan. Ia menghendaki segera memperoleh kenikmatan. rongannya sudah sampai pada tingkat tingkat dorongan untuk minta disalurkan. Seorang bayi menangis terus bila timbul keinginan untuk ibunya, tanpa dapat ditunda dan berhenti, setelah ia mulai menyusu. Fungsi karena itu memperoleh kenikmatan pedulikan bagaimana mencapainya. Dorongan yang ini tanpa timbul pada id ini acap kali menekan dengan kuat agar ego dan da tingkat tingkat struktur kepribadian yang melaksanakan dan yang sering menimbulkan ketegangan karena kedua struktur lain mempunyai prinsip-prinsip tersendiri yang berbeda dengan prinsip kenikmatan pada id. Konflik antara dorongan yang menekan dari id dan kekuatan yang menahan pada superego menjadi dasar uraian psikoanalitis mengenai psikoneunDorongan-dorongan dari id ini terpuaskan melalui proses proses primer yang dapat diperoleh dengan tiga cara menurut Rapaport (1959), yaitu:
a). Perbuatan Seorang anak yang sedang timbul dorongan primitifnya (misalnya dengan berteriak-teriak) akan berhenti dan puas ketika ia menemukan puting susu ibunya dan mulai
b). Fungsi kognitif yaitu kemampuan anak untuk mengingat atau membayangkan hal-hal yang memuaskan yang pernah atau d peroleh. Si anak berkhayal terhadap yang nikmat dan Tentu hal ini bergantung pada kemampuan anak untuk mengingat kembali hal-hal yang pernah menimbulkan kepuasan dan bagi dirinya sendiri. yang dengan demikian berbeda-beda pada setiap anak.
c). Ekspresi dari afekatan emosi. Dengan memperlihatkan emosi tertentu akan terjadi pengurangan terhadap dorongan primitifnya meskipun cara ini tidak seefisien keduatur kepribadian id ini terdapat pada bayi yang masihdikuasai oleh prinsip-prinsip kenikmatan pada bermacam-macam dorongan yang terjadi secara berulang-ulang, luaskan, timbul dorongan lain yang menuntut pemuasan baru Struktur yang lain adalah ego, Ego berkembang dari id yang berhadapan Dengan realitas. Freud (1923) mengatakan bahwa o adalah sebagian dari id yang telah diubah oleh pengaruh-pengaruh langsung dari dunia luar melalui persepsi go melaksanakan prinsip realitas. la mengatur dorongan-dorongan id dengan menunda atau menahan, agar mencapai tujuan secara realistik bagai berikut ego menurut A.L Baldwin (1967) adalah Menahan penyaluran dorongan. Dengan perkataan lain ego meninggikan ambang kebutuhan menyalurkan dorongan. ini sama dengan fungsi suatu lam hal ini mentoleransikan dorongan yang tidak terpuaskan.
b. Mengatur desakan dorongan dorongan yang sampai pada kesadaran. Pada waktu-waktu tertentu, ego mencegah muncul nya sesuatu dorongan, sehingga perbuatan dapat dicegah. Adanya dorongan yang dicegah oleh ego ini menimbulkan apa yang kemudian dinamakan mekanisme seperti cara penyaluran dan lain-lain yang dapat mengurangi yang timbul oleh dari doronganyang primitif ataupun yang tidak sesuai dengan
c. Mengarahkan sesuatu perbuatan agar mencapai tujuan-rujuan yang dapat diterima. Ini berhubungan dengan fungsi-fungsi tempat sesuatu, perbuatan didasari oleh adanya perencanaan sebelum melakukan perbuatan, dan yang diarahkan untuk mencapai tujuan logis, Sebagai hasil perkembangan ego, individu mampuan berpikir sistimatis dan logis serta obyektif. Mempergunakan pengalaman emosi-emosi kecewa sebagai tanda adanya sesuatu yang salah, yang tidak benar, agar kelak dapat dikategorikan dengan hal-hal iain unruk memuruskan apa yang akan dilakukan sebaik-baiknya. Secara umum dapat dikatakan bahwa ego melaksanakan fungsi-fungsinya sesuai dengan prinsip proses-sekunder, yakni harus realistis di satu pihak, di pihak lain melaksanakan dorongan-dorongan yang ada dari id. alam perkembangan tingkah laku anak kemampuan melaksanakan proses sekunder ini jelas berhubungan dengan intelek anak. Struktur ketiga pada sistema kepribadian adalah superego. Hubungan antara fungsi id dengan fungsi eg terjadi dalam rangka pemuasan dorongan-dorongan primitif yang timbul, antara keinginan untuk memperoleh dan pengaturan oleh ego untuk menuruti atau menolak dorongan tersebut. Hubungan id dengan superego menjadi lain, lebih keras. Banyak proses primer yang bisa terjadi pada id dengan cara pengurangan dorongan-dorongan melalui ekspresi yang bebas, dan bersifat egosentris, tidak bebas lagi oleh berfungsinya superego yang memakai norma norma moral dan norma-norma sosial tempat sedan itu hidup. Superego sering dihubungkan dengan nurani sistem nilai, meliputi nilai sosial dan nilai moral dan berkembang oleh hubungan yang dekat dan terus menerus dengan orang tua, saudara, guru, dan orang lain yang ada dalam lingkungan hidup anak. Superego mewakili batasan-batasan yang timbul dari lingkungan sosial dan kebudayaan yang memberikan arah apa yang boleh atau yang tidak boleh dan apa yang baik atau tidak baik dilakukan dan yang telah menjadi norma pribadi dari tingkah laku Setelah memahami konsep dasar psikoanalisa dan pandangan-pandangan Freud mengenai sistem kepribadian dengan strukturnya, id, ego dan superego, maka sampailah kini pada uraikan perkembangan psikoseksual kepribadian yang dikenal dengan tumbuhan kembangan psikoseksual ini dan kematangan fisiologis pada bagian-bagia atau tempat-tempat tertentu dalam tubuh. Setiap tahap perkembangan ditandai oleh berfungsinya dorongan dorongan libidinal ada pada daerah-daerah tertentu dan yang menjadi dasar seluruh perkembangan kep dengan ciri-ciri tingkah lakunya. Penahapan ini menghasilkan tahap-tahap yang tersusun dalam turu urutan yang tetap dan mempunyai sifat universal dalam siklus kehidupan manusia Perkembangan Psikoseksual
I. Masa oral (0-1,0 th)
Masa oral ini merupakan tahap pertama perkembangan psikoseksual tempat bayi memperoleh dan merasakan kepuasan dan kenikmatan yang bersumber pada daerah mulutnya. Kepuasan dan kenikmatan ini timbul oleh adanya hubungan antara perasaan lapar, kemudian gelisah dan minuman atau makanan (air susu) yang diberikan kepada bayi. Kegiatan pada daerah mulut menimbulkan kepuasan karena menghilangkan perasaan tidak enak yang telah timbul yakni lapar. Kegelisahan menjadi berkurang, dan dalam kepuasan itu bayi akan lebih Ada kemudian perlakuan ibunya atau orang lain yang menimbulkan kepuasan, menunjukkan bahwa bayi tidak mampu memperoleh apa-apa yang dibutuhkan sendiri. Hal ini menampilkan ketergantungan dari ibunya atau orang lain agar ia bisa memperoleh sesuatu untuk perkem- bangannya Kegiatan pada daerah mulut yang memberikan kepuasan ini oleh Freud dihubungkan dengan kepuasan dan kenikmatan
e Secara umum dapat dikatakan bahwa ego melaksanakan fungsi-fungsinya sesuai dengan prinsip proses-sekunder, yakni harus realistis di satu pihak, di pihak lain melaksanakan dorongan-dorongan yang ada dari id. alam perkembangan tingkah laku anak kemampuan melaksanakan proses sekunder ini jelas berhubungan dengan intelek anak. Struktur ketiga pada sistema kepribadian adalah superego. Hubungan antara fungsi id dengan fungsi eg terjadi dalam rangka pemuasan dorongan-dorongan primitif yang timbul, antara keinginan untuk memperoleh dan pengaturan oleh ego untuk menuruti atau menolak dorongan tersebut. Hubungan id dengan superego menjadi lain, lebih keras. Banyak proses primer yang bisa terjadi pada id dengan cara pengurangan dorongan-dorongan melalui ekspresi yang bebas, dan bersifat egosentris, tidak bebas lagi oleh berfungsinya superego yang memakai norma norma moral dan norma-norma sosial tempat sedan itu hidup. Superego sering dihubungkan dengan nurani sistem nilai, meliputi nilai sosial dan nilai moral dan berkembang oleh hubungan yang dekat dan terus menerus dengan orang tua, saudara, guru, dan orang lain yang ada dalam lingkungan hidup anak. Superego mewakili batasan-batasan yang timbul dari lingkungan sosial dan kebudayaan yang memberikan arah apa yang boleh atau yang tidak boleh dan apa yang baik atau tidak baik dilakukan dan yang telah menjadi norma pribadi dari tingkah laku Setelah memahami konsep dasar psikoanalisa dan pandangan-pandangan Freud mengenai sistem kepribadian dengan strukturnya, id, ego dan superego, maka sampailah kini pada urai perkembangan psikoseksual kepribadian yang dikenal dengan mbuhan kembangan psikoseksual ini dan kematangan fisiologis pada bagian-bagian atau tempat-tempat tertentu dalam tubuh. Setiap tahap perkembangan ditandai oleh berfungsinya do- rongan dorongan libidinal ada pada daerah-daerah tertentu dan yang menjadi dasar seluruh perkembangan kep dengan ciri-ciri tingkah lakunya. Penahapan ini menghasilkan tahap-tahap yang tersusun dalam turu urutan yang tetap dan mempunyai sifat universal dalam siklus kehidupan manusia Perkembangan Psikoseksual
I. Masa oral (0-1,0 th) Masa oral ini merupakan tahap pertama perkembangan psikoseksual tempat bayi memperoleh dan merasakan kepuasan dan kenikmatan yang bersumber pada daerah mulutnya. Kepuasan dan kenikmatan ini timbul oleh adanya hubungan antara perasaan lapar, kemudian gelisah dan minuman atau makanan (air susu) yang diberikan kepada bayi. Kegiatan pada daerah mulut menimbulkan kepuasan karena menghilangkan pe rasaan tidak enak yang telah timbul yakni lapar. Kegelisahan menjadi berkurang, dan dalam kepuasan itu bayi akan lebih Ada kemudian perlakuan ibunya atau orang lain yang menimbulkan kepuasan, menunjukkan bahwa bayi tidak mampu memperoleh apa-apa yang dibutuhkan sendiri. Hal ini menampilkan ketergantungan dari ibunya atau orang lain agar ia bisa memperoleh sesuatu untuk perkembangannya Kegiatan pada daerah mulut yang memberikan kepuasan ini oleh Freud dihubungkan dengan kepuasan dan kenikmatan dalam bentuk lain, seperti ibu jari tangan yang dimasuk yang sampai pada daerah mulut yakni daenannnys sedikit demi sedikit akan berkemlarang puas pada daerah mulut ini, perkembangan menjadi terhenti, terpaku pada tahap ini dan Menurut teori Psikoanalisa masa otal ini terdiri lagi dari dua sub-masa, yakni sub-masa pertama ketika bayi tergantung oral Sub-masa kedua disebut dengan agresifitas oral. Mengenai agresifitas-oral ini timbul sebagai reaksi akan di- air susu melalui susu ibunya (disapih) mulai tumbuh gigi-gigi. Aktivitas oral yang terliaslan, larena perasaan tidak enak yang timbul akibat Memberikan lingkaran dari plastik kenyal kepada bayi untuk digigit merupakan salah satu usa agar bayi menemukan proses primer dan ketegangan berku-Di samping itu usaha-usaha lain oleh ibunya untuk me ngurangi ketegangan yang ada, al dengan tidak terlalu meanak memasakkan jari-jari tangan ke mulut, memberi (fasasi) pada masa agresifitas-oral akan mengakibatkan agresif ketika sudah besar, ter- maa oral, anak memindahkan pusat kenikmatan dari daerah anus (dubur). Rangsangan pada dae-rah anus ini berkaitan erat dengan kegiatan buang air-besar karena keduanya kenikmatan secara dan dinal. Reaksi orang tua berupa sika senang menerima baik terhadap anak, bilamana anak melakukan ativitas ini dengan baik, sebaliknya sikap tidak senang, menolak, bilamana anak memperlihatkan aktivitas yang kurang baik. Ini pula yang menumbuhkan perasaan malu pada anal Masa anal ini berhubungan dengan soal kebersihan, keteraturan atau kerapian yang ingin diterapkan oleh orang tua kepada anak. Adakalanya orang tua memperlihatkan sikap yang terlalu keras, adakalanya sebaliknya menimbulkan reak reaksi tertentu pada anak. Dari sudut anak, ia bukan lagi pribadi yang sepenuhnya pasi ia mulai mau me nentukan sendiri. D perkembangan mulai bisa melakukan sendiri beberapa aktivitas yang tadinya dilakukan orang lain baginya. Sikap yang terlalu keras harus kaku pada orang tua untuk melatih mengatur buang air besar akan menyebabkan tumbuhnya sikap-sikap menentang ini, (negativisme). Sebaliknya sikap yang terlalu membiarkan mengatur sendiri akan menimbulkan sikap yang selalu ragu ragu terhadap diri sendiri dan terhadap apa yang akan diper- buatnya. Seperti pada masa-oral, masa-anal ga terbagi menjadi dua sub-masa, yakni bagian perta ma yang disebut pengeluaran kotoran dan bagian kedua sub- masa penahanan kotoran Pengeluaran kotoran merupakan kegiatan otot-otot pada daerah anus dan merupakan pula sumber kepuasan bagi anak untuk "mengotori" lingkungannya sebagai reaksi terhadap sikap-sikap orang lain yang dianggap tidak menyenangkan; ia hendak menentang dan ingin menunjukkan kebebasannya sendiri. Seiring dengan reaksi reaksi ini ketika dewasa terlihat seseorang yang mudah "mengeluarkan segala sesuatu sikap masa-bodoh, sifat tidak serampangan atau serabut untuk Kegiatan menahan kotoran merupakan kepuasan lain un menunjukkan bahwa ia tidak mau "diatur" oleh orang lain. Hal ini dihubungkan dengan timbulnya sikap kaku, keras kepala, kerapian dan keteraturan yang berlebih-lebihan, kalausub masa ini tidak dilampaui dengan baik, dan dalam suasana yang memungkinkan perkembangan yang seimbang dan manis antara berbagai aspek-aspeknya. Massa fallik (3.0- 5,0) Somber kenikmatan berpindah ke daerah kelamin pada masa falik. Pada anak mulai menaruh perhatian terhadap bedaan perbedaan antara laki dan perempuanhadap asal usul bayi dan hal-hal yang ada kaitannya dengan legiatan seks. Hal lain yang muncul pada masa ini adalah tokoh ibu dijadikan sumber bagi segala kasih-sayang, terutama oleh anak laki-laki. Ini mudah dimengerti karena sejak dilahirkan si bayi menjadi pusat perhatian oleh ibunya. Ibunya paling dekat dan paling erat bergaul dengan anak, juga karena kontak fisik yang terjadi untuk jangka waktu lama dan terus menerus, ketika si anak dimandikan, dibersihkan, dicium, digendong, ditemani tidur. Tokoh ibu menjadi sumber yang memberikan rasa terlindung dan rasa aman. Tidak mustahil bisa timbul dalam kontak-kontak fisik ini perasaan- perasaan sensual pada anak meskipun dengan cara dan intentitas serta kualitasnya tersendiri. Melalui keadaan inilah tim- bul keinginan yang bersifat selsual pada anak terhadap orang tuanya, khususnya anak laki terhadap ibunya. Masa-alik pada anak laki-laki. bahwa ibu bagi anak laki-laki pada masa in adalah obyek tempat anak ingin melakukan hubungan seks. Oleh Frend cinta terhadap ibunya ini disebut Oedipus kompleks, yakni nama oedipus, suatu tokoh dalam Mitologi Yunani luno, yang membunuh ayahnya dan mengawini ibunya. keinginan anak untuk mencintai ibunya dan melakukan huseis menjadi terhalang karena di muncu ayah menjadi saingannya dalam memperekan ibunya dan karena itu timbul sikap-sikap negatif terhadap Pada anak mulai timbul perasaan takut akan dihukum ayahnya karena cinta incest-nya itu. Hukuman yang ditarkalau kalau dikebiri (kastrasi, Ketakutan termine Psikoanal dikenal dengan cemas-kastras ation anxiety). Ketakutan ini menimbulkan sikap menyerah pada anak dan karena itu lebih baik ia mengidentifikasi diri. nya dengan ayahnya, Ia ingin meniru semua perbuatan yang di lakukan ayahnya, tempat ayahnya adalah modelnya. Dengan ter jadinya identifikasi ini maka pada anak berkembang struktur kedari kepribadian, yakni superego, di perkembangan ingini, yakni menjadi "ego ideal
N
kemungkinan-kemungkinan untuk memenuhi kepuasan dan ke-oleh dalam batas dan bisa diterima norma yang ada. Keseimbangan antara kehendak dan hambatan, antara keinginan dan larangan, antara hadiah dan hukuman. Keseimbangan menjadi sangat relatif dan dalam hal ini yang dikehendaki. Jadi bilamana masa falik dapat dilampaui dengan baik, akan timbul cinta pada lawan jenis kelaminnya secara nor- Sebaliknya bilamana timbul kesulitan pada masa falik, maka obyek cinta ke jenis kelaman timbul pengalihan dari ni terjadi arah cinta. Kalau tadinya cintanya hanya yakni terpusat pada diri sendiri, maka sekarang cintanya bisa dua arah. Ini me- pula tanda berkembangnya kemampuan menyesuaikan diri yang baik dalam hubungan-hubungan sosialnya. lalu timbul oleh adanya perbedaan-perbedaan norma, norma sosial budaya, norma-moral, baik pada orang tua dari si remaja, maupun masyarakat sekelilingnya. Perbedaan-perbedaan norma ini sering menimbulkan ketegangan yang berhubungan dengan Dengan melihat teori perkembangan yang dikemukakan ole. S. Freud di atas, timbul masalah-masalah praktis yang acapkali dialami oleh para orang tua. Misalnya mengisap ibu jari tangan merupakan usaha anak untuk mengurangi ketegangan (proses sekunder); seberapa jauh perbuatan ini harus dituruti, atau dilarang, berapa lama, bagaimana caranya, dan macam-macam lagi? Pertanyaan serupa selalu timbul pada bermasa-masa perkembangan bersama dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan praktis seatas. Apalagi bilamana mengenai hal-hal yang langsung din dengan kepuasan seksual, misalnya masturbasi. Daan pegangan terhadap pertanyaan-pertanyaan praktis ini, selalu dia perlu dihubungkan kembali dengan sifat per- kembangan secara psiko-analitis bahwa ciri-ciri perkembangan ini universal, urutan-urutan selalu tetap, ada perbedaan kualitas tara satu masa dengan masa lain, tetapi tetap berkesinambungan. Istilah keseimbangan bisa menjadi kunci untuk bangan antara ke dan kenikmatan seperti Keseim kemungkinan-kemungkinan yang diinginkan dan untuk memenuhi oleh batas n yang bisa diterima norma yang ada. intensitas an. antara antara kehendak dan hamr Keseimbangan dan antara dalam dan hukum. menjadi sangat relatif dan hal ini yang lebih menentukan adalah orang dewasa, terutama tempat anak hidup dan berkembang Teori psikoanalisa ini memang muncul dan dikembangkan dunia Barat. Banyak ahli yang masih meragukan apakah bisa dipakai di dunia Timur dengan pandangan yang masih berbeda terhadap masalah seks. Keterbukaan terhadap jelas berbeda. Sebagai teori an sich dia tetap perlu diketahui, secara khusus mengenai perkembangan kepribadian sc uan uraian ini.
b ERIK
H. ERIKSON (1902
la dilahirkan di Frankurt dari orang tua yang berketurunan Denmark Danish). Mengikuti pendidikan dasar di Karlsruhe, Jerman. Ia menjadi guru di Sekolah Amerika di Wina, sambil mengikuti kursus Psikoanalisa di Institut Psikoanalisa Wina, khususnya untuk bekerja dengan anak. Kursus ini, ditambah dengan sertifikat Sekolah Maria Montessori, adalah pendidikan formal yang pernah dialami, selebihnya ia mencapai punealk ilmunya dari usaha-usaha dan belajar sendiri. Ia juga pernah berhubungan secara pribadi dengan S. Freud. Pada th. 1939 ia mulai dengan kariernya di Amerika, sambil berpraktek ia juga mengajar. Mulai di Harvard Medical School kemudian pindah ke Yale School of Medicine, Di sini ia banyak melakukan penyelidikan mengenai perkembangan ego dan segi-segi sosialnya pada anak-anak, terutama mengajar Psikoana- main. selama tahun pernah California. di Institut Psikoanalisa San Francisco, Universitas Terakhir sebagai Guru Besar dalam mata-kuliah Perkembangan Manusia di Harvard University. Erikson menjadi terkenal teori yang dianggap tersendiri sekalipun dengan dasar dari teori Freud mengenai perkembangan ego, dalam yang pertama Childh and Society dikemukakan taier (1965) bahwa yang oleh Erikson merupakan teori baru dalam perkembangan dan Dasar teori Erikson dimulai dari aspek berkomunikasi pra sadar yang terlihat dalam cara anak-anak 103lalui bahasa dan dalam tingkah-tingkah laku bermain. Pada situasi mempelajari ego si anak seperti halnya Freud mempelajari ego analisa mimpi. Erikson lebih mengarahkan perhatiannya kepada kelompok dan kebudayaan yang mengelilinginya, ia menerapkan Psikoanalisa kepada pengetahuan-pengetahuan sosial Dalam mengemukakan konsepnya mengenai perkembangan Erikson ya dengan perkembangan-perkembangin evolusi filogenetik. Perkembangan manusia merupakan peng ulangan perkembangan evolusi filogenetik, jadi ada dasar-dasar biologisnya, misalnya pada masa bayi tempat mulut adalah alat satu-satunya untuk memasukkan segala sesuatu dari luar, ini sama dengan hewan (ikan) pada tingkat-tingkat perkembangan ini ada sebelum kelahiran, sebab setelah dilahirkan, tidak ada lagi evolusi biologis, melainkan lkan kemampuan kreatif dan penyesuaian pada setiap individu dan menghargai kekhususan kemampuan yang dimiliki secaraperorangan untuk mengatur kehidupannya. Erikson tidak melihat manusia dilahirkan dengan sifat baik atau sifat buruk, melainkan baginya semua manusia ketika dilahirkan mempunyai potensi untuk menjadi baik atau menjadi buruk. Perhatiannya terhadap sifat-sifat perorangan ini yang terlihat pada setiap masa perkembangan menjadi dasar konsepnya mengenai Prinsip epigenesis. Dalam perkembangan, manusia, seperti halnya pada teori Frend, dipengaruhi oleh naluri-naluri, oleh Erikson diuraikan dalam dua seperti halnya aspek-aspek perkembang yang lain. Misalnya antara naluri kehidupan dan naluri kema tian dua kutub (polaritas). Polaritas ini menja ciri pada cara menerangkan perkembangan kepribadian kepada anak. perkembangan anak Erikson juga menekankan pen- tingnya tahun-tahun pertama kehidupan anak sebagai tahun dasar-dasar kepribadiannya di kemudian hari. dapan emosi dan kualitas hubungan-hubungan perorangan menndasan penting untuk memberi bentuk kembangan kepribadian selanjutnya. Perkembangan ego lebih daripada fungsi fungsi id, dan dalam perkembangan sosial besar da- dari Erikson disebut Perkembangan psikososial.
Rapport menyebut teori Erikson teori mengenai hubungan dengan realitas. Pada waktu anak memasukil dari lingkungannya, agar ego-nya mampu menyediri. Dengan demikian pada setiap meningkat ke tahap baru, ia menghadapi krisis emosi, kalau ego bisa mengatasi krisis ini, maka perkembangan ego yang matang ega development) terjamin akan terjadi, dan ia bisa menyesuaikan diri dengan baik dan dengan lingkungan sosial atau masyarakatnya. Anak bisa mengatasi krisis-emosi pada anak muncul atau tumbuh kemampuan baru untuk mengatasi tantangan tersebut (yakni prinsip epigenetik) yang berasal dari adanya proses kematangan. Terjadinya proses-proses kematangan berhubungan dengan waktu-waktu yang ada pada setiap tahap perkembangan, karena itu di sini terdapat masa-masa kritis. Sesuai dengan faktor waktu, apa yang harus berkembang terjadi. Kalau hal ini tidak terjadi, maka selamanya tidak akan terjadi: tidak akan ada Erikson mengemukakan perkembangan ego melalui 8 tahap perkembangan Psikososial agar mencapai perkembangan ego Tahap perkembangan psikososial. Tabap 1: Masa oral sensorik. Dimensi polaritasnya adalah Memperoleh dasar kepercayaan dan di pihak lain mengatasi dalai berhadapan dengan Seorang baru lagi tenang pan di dunia luar, tidak dan aman seperti ketika masih berada dalam kandungan ibunya. Lingkungan mengalami hal-hal yang menakutkan cahaya, suara) atau serba tidak sedikit mulai mem sesuatu. demi berkembang, meningkat ke hal-hal la- Kalau sebaliknya yang yakni lingkun yang tidak memuaskan dan pengalamaan psikologis yang tidakmenyenangkan, timbullah perasaan tidak mempercayai sesuatu Pertumbuhan fisik yang cepat pada masa bayi, dan pengalaman yang ditempuhnya melalui ketubuhannya menjadi landasan tumuhnya hal-hal yang psikologis seperti mempereayai atau tidak Fungsi pengindraan menjadi alat yang pertama untuk mehubungan dan mendapat pengalaman sosial dan pengaruhi reaksi dan sikap di kemudian hari. Karena bayi paling peroleh makanan melalui mulut, maka bayi berhadapan pertama kali dengan lingkungan sosial melalui mulutnya. Bayi akan merasakan hubungan-hubungan sosial yang pertama ini melalui hal-hal kualitatif dari pada hal-hal yang kuantitatif, seperti seringnya memperoleh makanan. Dengan kata lain bayi akan merasakan kehangatan cinta kasih dari ibunya melalui cara nya memberikan makanan, menyusui anak, caranya mengajak tertawa dan berbicara dengan bayi. Alat-alat indra yang lain semenjadi alat lain untuk mengadakan hubungan dan menilai lebih aktif ber- bungannya dengan lingkungan. Bayi menjadi hubungan dengan ia mulai benda-benda lingkungannya, ia mulai memperluas bidang pandangannya. ngontrol kemauan la mulai bisa menentukan dan meannya. Sejalan dengan tumbuhnya gigi ia mulai merasakan ingin
menggigit. Hal ini sebagai perkembangan timbulnya keinginan untuk bisa menentukan sendiri. Dalam pengalaman dan kegiatan sensorik ini, tidak selamanya terjadi hal-hal yang terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan, tetapi ladang-kadang kan. Misalnya tumbuhnya gigi menyebabkan ibunya kadang-kadang menarik diri karena timbul rasa sakit oleh si bayi ketika Sedang menyusu, Gerakan menolak pada si ibu menyebabkan perasaan kecewa pada si bayi, dengan akibat ia ingin menggigit Inilah dimensi lain pada tumbuhnya perasaan tidak mempuyai bayi, Sebab-sebab tumbuhnya perasaan ini bisa bermacam-macam. Bayi merasakan bahwa lingkungan adalah sumber yang menimbulkan perasaan tidak enak, perasaan sakit. Lingkungan tidak mendorong dan membahayakan dirinya menamakan ini dengan krisis emosi antara menErikson percayai dan tidak mempercayai sesuatu. Sebagai dua kutub yang berlawanan, perkembangan pera. ini perasaan dan tidak mempercayai sesuatu harus pada salah di antaranya dan terletak yang satu kutub. hal itu banyak terjadi pada kutub mempercayai, maka perkembangan yang mengarah ke pembentukan ego yang matang sudah diletakkan. Pada masa ini Erikson masih menambahkan peranan hubungan timbal balik antara bayi dengan ibunya yang mempu- nyai sifat pengaturan bersama (mutual regulation). Identifikasi da bayi terhadap ibunya, juga terjadi sebaliknya yang terjadi paoleh ibunya terhadap si bayi.
Suatu titik tolak yang baik dari pihak ibu untuk menjadikan dirinya tokoh yang penting dalam hidupan bayi. Inti yang penting pada hubungan timbal balikantara anak dan ibunya adalah kenyataan bahwa pengasuhan yang baik untuk memperkembangkan dan menumbuhkan dasar perasaan mempercayai sesuatu pada anak, adalah sifat dan sikap eibuan dengan bertitik tolak pada keadaan anak. lah: Masa anal muskulatur. Dimensi itasnya ragu Merasakan adanya kebebasan dan perasaan malu dan ragu. Pertumbuhan fisik anak pada masa ini memungkinkan untuk gerak-gerik, berjalan, berlari dengan bebas. Anak ingin mengetahui segala sesuatu yang ada dalam lingkungannya kemampuannya uan motoriknya pada untuk menguasai otot, mampu membuang air seni dan membuang air besar. Ia juga sudah tidak lagi memakan makanan yang lunak. Anak merasa dan ingin mekukan sendiri semuanya, bebas hal seperti dikemukakan di atas karena memang beberapa sudah bisa dilakukan anak. Pemikiran ini tumbuh menurut Erikson dari perkembangan ego-nya. Karena anak merasa bisa menguasai otot-ototnya dan dengan demikian menguasai tubuhnya, maka ia merasa bisa menguasai dirinya sendiri. Tumbuh perasaan bebas. Sebaliknya bilamana i lamasih mengalami kesulitan untuk menguasai tubuhnya, sehingga orang yang harus melakukan sesuatu kepadanya, maka ya akan tumbuh perasaan malu dan ragu-ragu. Perasaan mau timbul karena secara naluriah ia tidak mau lagi menikmati ketergantungan yang dialami pada masa perkembangan sebel nya, tetapi dalam kenyataannya masih banyak hal yang belum dilakukannya sendiri. Situasi konflik ini menimbulkan perasaan ragu-ragu terhadap segala kemampuan yang dimiliki sendiri.
Dalam keadaan demikian anak membutuhkan pengara han yang baik dan halus dan dorongan yang berkali-kali agar ti-auh meperasaan malu dan ragu-ragu Tabap Masa genital locomotor. Dengan dimensi pola- ritas Memperoleh perasaan bebas berinisiatif dan di pihak lain mengatasi perasaan bersalah Setelah berkembang kemampuannya menguasai oto dan diri nya sendiri, maka si anak dihadapkan pada lingkungan hidup lebih Ditinjau dari sudut perkembangan psi koseksual anak melepaskan diri dari keterikatannya secara tokoh oedipus dengan orang tuanya, melangkah keluar sendiri secara bebas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Pada anak mulai tumbuh "kepribadian", ia mulai mengetahui kemampuannya dan bisa berkhayal mengenai apa yang akan dilakukan. Ia bisa mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan. Tetapi rencana-rencana yang akan dilakukan tidak selamanya berkenan bagi orang dewasa yang ada di sekitarnya, dan karena rencana atau inisiatif ini didorong oleh ke- percayaan dari kebebasan yang baru diperolehnya, sedangan ia ingin menarik kembali rencana ini, maka timbul perasaan perkembangan psikologis pada masa ini terlihat dalam dua yakni
1). unsur-unsur struktur epribadian, yak id, ego dan superego mulai mencapai keseimbangan sebagai suatu kesatuan psikologis yang sesuai, dan menampilkan kepribadian Bahwa anak mulai bisa mengetahui perbedaan-perbedaan jenis kelamin terhadap orang di sekelilingnya, yang mempengaruhi perasaan dan dorongannya tetapi yang dibatasi oleh adanya norma norma sosial 109Hubungan dengan orang tua terjalin dalam kerjasama yang menumbuhkan dan mematangkan ego dan mengarahkan super ego anak untuk mencapai kematangan sedikit demi sedikit. Anak membutuhkan pula orang lain untuk menguji tindakannya apa- atau salah. Mem Tabap 4: Masa laten Dimensi polaritasnya adalah peroleh perasaan gairah dan di pihak lain mengatasi perasaan rendah Dalam hubungan sosial yang lebih luas, anak menyadari kebutuhannya untuk mendapat tempat dalam kelompok seumur nya. la harus berjuang untuk mencapai hal ini. Kenyataan bahwa ia tetap sebagai anak kecil", apalagi sebagai anak sekolah di bahwa ia menumbuhkan padanya perasaan belum sempurna sebagai manusia, sehingga timbul perasaan rendah diri. Perkembangan Psikososialnya menunjukkan anak yang bermacam-macam ketrampilan usia sekolah memperoleh pilan dan kemampuan dan mengetahui apa yang akan dilakukan nya dan bagaimana ia akan melakukannya. Maka ia akan ia merasa bahwa ia mampu melakukan sesuatu.
Tetapi di pihak lain, ia bisa menemui kegagalan dan terlihat ketidak mampuannya di hadaapan orang-orang dewasa; maka akan timbul perasaan rendah diri Tabap 5: Masa remaja Dengan dimensi polaritas antara identitas dan kelaburan peran Pada waktu anak memasuki masa remaja terjadi perubahan yang hebat oleh pertumbuhan dan kematangan fisiknya. Peru bahan fisik ini diikuti pula dengan perubahan psikologis. Penguasaan terhadap tubuhnya sendiri yang sudah dicapai sekarang oncangan ini mempengaruhi integrasi id, ego dan superego. Mekanisme pertahanan diri (defenses antara lain sublimasi dari dorongan seksual yang tadinya sudah bisa terjadi dengan baik, kini mulai berubah dan menuntut perbuatan yang dengan lawan jenis hal dipahami karena mereka berada pada masa genital. Fungsi ego kini berhadapan dengan peranan superego. Ego membentuk dengan antara apa yang sudah lewat dan apa yang akan datang norma norma sendiri dalam usahanya menemukan iden-dirinya baik yang berhubungan dengan seks, maupun deian ga dan dengan kelak. mengenai jabatan atau pekerjaan yang akan dilakukan Masa remaja yang berlangsung sebenarnya diberikan oleh masyarakatnya agar mampu mengintegrasikan dirinya dalam kehidupan dewasa. Pada remaja timbul pertanyaan-pertanyaan "siapa saya" dan akan menjadi apa nanti merupakan pertanyaan yang bermudah untuk perkembangan psikososial dan yang dijawab.
Masyarakat memang bisa membantu, mendorong dan memberi kesempatan secara cukup luas agar remaja bisa menjawab mewajibkan agar pertanyaan di atas. Di pihak lain masyarakat para remaja sendiri bisa menemukan jawaban untuk pertanya yang sama. Kekaburan oleh perubahan besar yang dialami dalam sendiri, dan dorongan masyarakat yang tidak berfungsi positif bagi pembentukan identitas diri, menyebabkan timbulnya krisis identitas. Kalau remaja mengetahui siapa dirinya, mengetahui apa yang akan dan harus dilakukan, mengetahui kapan dan bagaimana harus melakukan maka ia mengetahui peranannya masyarakat. Kalau remaja juga melibatkan diri terhadap sesuatu ideologi, maka berarti ia sudah mencapai identitas Kalau terjadi sebaliknya, di samping terjadi kekaburan dalam identitas, juga akan terbentuk identitas yang negatif (misalnya identitas sebagai delinkuen). polarisasi Tahap 6 Masa dewasa muda Dengan dimensi mem antara keintiman dan keterasingan. Masa ketika seseorang untuk menceburkan diri dalam kehidupan bersama di masyarakat. Kesiapan untuk mencapai sesuatu jenang kepangkatan atau jabatan telah diperoleh di samping kehidupapan psikologis untuk memilih pasangan dan hidup bersama dalam suatu kawinan, dengan kemesraan dalam per suami istri yang hubungan suami-isteri. Hidup bersama sebagai bekerja sama dan masing-masing telah siap untuk membagi dan memupuk saling percaya yang menjadi landasan yang penting bagi perkembangan memperoleh kemesraan melalui Dalam keinginannya untuk hubungan dengan jenis kelamin lain, timbul pula krisis yakni ketakutan akan menjadi tersisih dan terpisah karena hidup menyendiri, jauh dari lceluarga. Erikson mengemukakan agar hubungan-hubungan dapat di bina secara baik, seseorang harus bisa menampilkan dirinya cara penuh. Keterbukaan dan kemauan untuk memberikan serta kesediaan untuk menerima secara penuh bukan hanya dalam hubungan seks, melainkan juga pada segi-segi kehidupan seperti perasaan, cita-cita, sikap dan norma, harus diperlihatkan oleh ke dua pasangan Dengan demikian akan diperoleh perasaan kemesraan. Ada nya pembatasan-pembatasan yang tidak memungkinkan tercainya hubungan intim menimbulkan perasaan terasing
Tabap 7: Masa dewasa
Dimensi polarisasi pada masa ini adalah diperolehnya perasaan generativitas (produktif) atau ham Suatu perkawinan yang bahagia akan memberikan landasan rang baik untuk perkembangan anak dan keturunannya. Tetapi l ini harus dilengkapi dengan kemampuan menciptakan dan memberikan fasilitas yang cukup baik untuk mengasuh anak, mendidik anak, serta lingkungan hidup yang memadai untuk ke langsungan hidup keturunannya. Dalam kehidupan pribadinya seseorang ingin mempunyai peranan, ingin menghasilkan sesuatu sesuai dengan peranannya sebagai anggota masyarakat, mungkin sebagai karyawan atau sebagai pedagang, sehingga hubungan ngan lingkungan masyarakatnya dapat terbina dalam hubungan yang serasi. Kalau seseorang tidak bisa memperoleh perasaan akan hampa tidak apa-apa. sini penting sikap dan nilai yang ada pada masyarakat, yang bereda-beda terhadap misalnya anak dan keturunan, dan yang dalam batas-batas tertentu bersifat menekan dan menuntut, serta menimbulkan perasaan hampa
tara Tahap 8 Masa kematangan. Dengan dimensi polarisasi an
integritas ego dan kesengsaraan atau kesedihan. Masa akhir perkembangan yang tahap tahap perkembangan sebelumnya berlangsung pada dimensi polarisasi yang positif maka ia akan mencapai integritas ego.Ia akan menghadapi kehidupan selanjutnya dengan penuh seSebaliknya bilamana dalam tahap-tahap perkembangan ia banyak mengalami hal-hal yang negatif, maka ia tidak atau kurang gairah dalam menghadapi kelanjutan hidupnya. Hidup dirasakan pahit dan tidak menyenangkan. Egonya ditandai dengan sikap kekanak-kanakan, seakan-akan ia ingin kembali pada kehidupan anak-anak ketika banyak keinginan kehidupan emosi nya belum terpuaskan. Timbul perasaan sengsara dan sedih karena waktu telah lewat dan ia tidak mencapai apa-apa. skema Perkembangan Psikososial Tahap-tahap perkembangan Dimensi polaritas krisis emosi mempercayai tidak memper
1. Oral sensorik cayai sesuatu kebebasan malu atau ragu-ragu muskulatur inisiatif bersalah.
3. genital locomotor gairah rendah diri identitas kekaburan peran kemesraan keterasingan tivitas hampa
6, dewasa muda integritas ego kesedihan
8. kematangan dilihat tahap-tahap perkembangan Erikson yang disebut kembangan Psikososial mudah dilihat adanya penekanan pada perkembangan ditinjau dari aspek ego-nya. Sebagai seorang psikoanalist ia memang mempergunakan landasan berupa teori Freud tetapi dengan beberapa penambahan pentingnya lingkungan yang langsung berhubungan dengan anak. Perkembangan ego terjadi dari pertumbuhan atau kematangman an ego dan dari kualitas yang ego dari lingkungannya. Dalam hubungan ini maka Erikson oleh Maier dikelompokkan dalam golongan tergabung logist. Menurut Langer uan para psikoanalis yang gai ego psikolog, adalah untuk menerangkan bagaimana
113
struktur ego berasal dan berkembang serta mana fungsi ego. bagaisi yang berhubungan dengan hal-hal yang rasional berkembang dan berfungsi adaptif, Langer mengemukakan bahwa menurut para ego psikolog ada 3 tingkatan dalam hubungan antara anak dan lingkungan yang penting agar perkembangan ego, baik yang mengenai diferensiasinya antara id dan ego, maupun funsi rasional ego berlangsung sebaik-baiknya, yakni
1). Perkembangan pada masa bayi agar mampu ke dirinya dengan lingkungan hidupnya. Agar mencapai mampuan ini maka bayi telah mencapai kematangan fisiologis dan persepsi, mengalihkan naluri-naluri yang terpusat atau kekuatan untuk pada dirinya menjadi sesuatu tenaga mengenal lingkungannya dan melatih dalam menghadapi keadaan-keadaan terpisah
2). Perkembangan dari cara-caranya berkomunikasi antara anak dan ibunya, misalnya melalui mimik dan senyuman. Karena para ego psikolog sadar dari pengalaman-pengalaman terganggunya sosialisasi akan menyebabkan perkembangan intelek maupun
3). Mencapai kemampuan untuk mengatur sistem perototan dan gerak-gerak motorik yang halus. Setelah mempelajari teori-teori perkembang yang dike mukakan oleh Erikson, maka angan dengan apa yang dikemukakan ada beberapa perbedaan oleh Freud. Perbedaan Perkemba psikoseksual dari S. Freud dengan perbedaan ngan dari E.H. Erikson. Perkembangan psikososial Freud Erikson
1. Peranan fungsi id dan keti- Peranan fungsi ego lebih didak sadaran sangat penting. tonjolkan, yang dengan tingkah laku yang nya
2. Hubungan segitiga antara Hubungan-hubungan yang asan ibu, ayah menjadi lan- luas, karena terpenting dalam mengikutsertakan pribadi-pri perkembangan kepribadian. 114 yang ada dalamlingkungan hidup yang langsung pada anak. Hubungan antara anak dan orang tua melalui pola pengaturan ber sama (mutual regulation). Orientasinya patologik, pesi- Orientasinya optimistik, karena mistik karena berhubungan na kondisi-kondisi dari pe dengan berbagai hambatan ngaruh lingkungan sosial yang pada struktur kepribadian ikut mempengaruhi perkem dalam perkembangan kepri- angan kepribadian anak bisa diatur badian,
4 Timbulnya berbagai hambat- Konflik timbul antara ego dean dalam kehidupan lingkungan yang internal, disebut 1 sosial. antara id dan superego
2. Psikologi Belajar
Dasar dari teori belajar untuk menerangkan tingkah laku dan perkembangan kepribadian berasal dari konsep mentalistik atau konsep ik-analitik yang dikemukakan oleh tokob-tokoh filsafat abad ke 18 seperti, J. Locke, D. Hume, L. Hartley, J. Mill dan lain-lain. Uraian mengenai penggabung berbagai asosiasi an antara satu dengan idea lain melalui terlihat dapat menerangkan laku yang dari luar. Karena itu konsep-konsep mengenai kesadaran, kemauan, perasaan, pikiran tidak bisa diterangkan dengan proses proPerkembangan psikologi dengan pendekatan Behavioristik untuk menerangkan tingkah-laku dimulai oleh J B. Watson, sekitar 1913. Para gabung pada kelompok pada Behaviorisme ini tidak lagi memusatkan perhatian hanya data ingin mentin dan fakta obyektif melalui hasil-hasil percobaan yang dilakukan di laboratorium mengenai tingkah laku yang dapat dilihat dandicatat dari luar dan yang dapat diubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu yang ditentukan.
Tingkah-tingkah laku yang ter lihat dan psikis yang melatar-belakanginya dipela laboratorium jari dalam hewan. Banyak hasil percobaan yang dilakukan terhadap hewan diterapkan pada manusia meskipun dengan perubahan proses di sana-sini. Segera muncul predikat kepada kelompok-kelompok yang mempelajari tingkah laku yang terlihat dari luar dengan pendekatan-pendekatan secara eksperi mental, terutama terhadap hewan sebagai kelompok yang disbut kelompok teori R-U (Rangsang-Jawaban). Konsep teori RJ ini ialah bahwa tingkah laku diperoleh dari proses belajar. rela berusaha menerangkan bagaimana terjadinya proses belajar ini, karena teori ini harus pula bisa menerangkan berbagai aspel sebagai sifat atau ciri kepribadian psikis yang diperlihatkan a menekankan mengenai tingkah laku sebagai Bukan dari proses mempelajari sesuatu, tetapi menekankan pula bahwa berbagai tingkah laku yang dipelajari adalah hasil dari as. Agar terjadi proses belajar roses belajar secara beb rangsangan dari luar, yang mungkin terjadi berulang-ulang, dan dengan penguatan melalui cara yang langsung atau tidak langsung menimbulkan dorongan untuk memberi jawaban atau melalui kondisioning. Rangsang dari luar dapat diatur dan jawaban nya dapat dipelajari. Inilah dasar untuk menerangkan teori R.J dan teori teori belajar dalam Psikologi Belajar selanjutnya. Muneul tokoh-tokoh dalam teori ini seperti Clark L. Hull, dan Birr bus Agar para pemi baca lebih mudah mengerti pen dekatan dari Psikologi Belajar untuk menerangkan perkembang kepribadian, terlebih dahulu akan diterangkan teori-teori belajar dan aspek-aspeknya.
Perkataan belajar dirumuskan oleh G.A. Kimble sbb "Bedalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi tingkah laku yang sebagai akibat dari latihan dengan penguat dan tidak termasuk perubahan-perubahan karena kematang kelelahan dan/atau kerusakan pada susunan syaraf Belajar memang berhubungan dengan perubahan, seperti mbangan berhubungan dengan adanya sesuatu yang berubah. Dalam belajar ada sesuatu yang diubah atau berubah, ari rangkaian atau susunan (repertoire) tingkah l dan suatu bahan ini bersifat menetap. diartikan bilamana saat terjadi perubahan, ada sesuatu yang baru yang dari pada mempelajari sesuatu, ini bersifat menetap dalam diri sifat ini diganti yang lain, yangbbaru, dari hasil pelajari sesuatu pumene-ula dan dengan diperkuat melalui latihan. Contoh perubahan yang relatif tap ini dapat dilihat pada efek pengi pengematan dari proses belajarBilamana seseorang telah mempelajari atau ghafalkanlu mensuatu (misalnya sajak) dan untuk beberapa tahun ia sudah dan tidak pernah ingat lagi. Meskipun telah bertahun-tahun wat, ketika pada suatu saat ia ingin mempelajari atau menghasajak yang sama, ternyata waktu yang dibutuhkan ketika ia karang atau menghafal akan kurang daripada ketika ia pertama kali belajar sajak itu. Di sini terlihat ada penghematan dalam mempelajari atau menghafal sajak yang sama sebagai akibat adanya sesuatu yang "tertinggal" ketika pertama belajarinya. Dengan kata lain, ada sesuatu yang relatif menetap dalam proses belajar. Potensi-potensi tingkah laku sendiri tidak terlihat dan baru bisa dilihat atau diamati dalam penampilannya, dalam perwujud an potensi-potensi yang dimiliki. Hasil mempelajari dilihat dari nyataan fagaimana ia memperlihatkan tingkah laku yang berud. Hal ini seringkali menjadi masalah yang rumit dalam Psikologi Pendidikan, yaitu antara potensi yang dimiliki seseng dan hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk prestasi. Antara kemampuan intelek dan kapasitas intelek terdapat pembatasan dikan antara lain berusaha pem- sekecil mungkin. Artinya apa yang secara potensia dapat muncul, dapat berfungsi secara maksimal. Dan merupakan fungsi proses belajar pula. ini yang juga penting adalah faktor memperkuat sesuatu hal yang baru, yang berhubungan yang baru, yang diperoleh melalui proses membutuhkan berbagai pengulangan, agar lebih kuat tingkah yang Kalau atau pengulangan untuk memperkuat, maka sesuatu tingkah laku yang baru diperoleh akan segera menghilang lagi. Peng- ulangan diadakan untuk memperkuat sesuatu yang sudah ada, agar menetap menjadi faktor yang penting dalam proses belajar
Ada dua jenis proses belajar pada anak yakni:
Melalui pengamatan terhadap model model tingkah laku di Ad a. Kondisioning Pernyataan bahwa semua tingkah laku adalah hasil mempelajari sesuatu sebenarnya dianggap terlalu keras, karena beberapa kemampuan seperti refleks pada kedipan mata, mengisap puting ihatkan bayi bebe susu dan refleks mengepal, sudah dapat diperrapa jam setelah sebelum bayi tersebut memperoleh untuk belajar. kan pihak lain dalam kenyataannya proses belajar laku fungsi dari luar mempengaruhi ran tingkah bayi dengan bermacam-macam usia yang masih sangat muda. Fungsi dari luar dalam arti perangsangan dari luar, dari lingkungan atau H. Papousek mengekan hasil percobaannya bahwa seorang bayi yang berumur tiga hari sudah dapat dilatih untuk memalingkan kepala ke arah suara onceng. Tentang latihan yang diberikan dengan tehnik kondi nioning. Lipsitt, L H. dan H. Kaye (967) mempelajari bagi berumur tiga empat hari yang sudah bisa dipengaruhi dengan tehnik-tehnik kondisioning. macam yakni:
Kondisioning ini dibedakan menjadi 2 kondisioning I. klasik, Model (paradigm) oleh klasik tidak lepas dari hasil pekerjaan yang dilakukan terkenal
f Pavlov (1849-1936), ahli Ilmu Faal dari Rusia, yang Secara dengan cobaannya terhadap anjing dan air liurnya. terdapat dikemukakan bahwa Prelov bukan kan anjing yang dapat dilatih mengeluarkan air liur terhadap hadap yakni melainkan Hal terjadi bilamana pada memperlihatkan makanan kepada sebagai membunyikan menimbulkan air dibarengi dengan 119lonceng berkali-kali, maka pada akhirnya anjing akan mengeluarkan air liur bilamana mendengar bunyi lonceng, selkalipun makanan tidak diperlihatkan atau diberikan. Rangsang makanan telah berpindah ke rangsang bunyi untuk memperlihatkan jawaban yang sama, yakni pengeluaran air Model kondisioning klasik ini menjadi model bermacam. macam pembentukan tingkah laku yang merupakan rangkaian dari yang satu kepada yang lain. Kondisioning-klasik ini berhubungan pula dengan susunan syaraf tak sadar serta otot-ototnya. Dengan demikian jawaban emosional merupakan sesuatu yang terbentuk melalui kondisioning klasik. Beberapa kelompok ahli yang mempelajari masalah kondisioning ini memberikan terminologi yang berbeda-beda untuk kondisioning-klasik ini, yakni: Kondisioning-responden, kondisioning-Pavlov, rangsang-substitusi dan penggantian-asosiatif
2. Kondisioning-operant. Di satu fihak pada kondisioning-klasik di atas, penguatan yang dilakukan berulang-ulang menghasilkan jawaban (tingkahku), maka pada kondisioning-operant terjadi sebaliknya, Ja waban atau tingkah lakulah yang menimbulkan penguatan. Individu harus melakukan sesuatu, dengan kata lain individu adalah alat untuk menimbulkan penguatan tersebut di atas. Karena itu kondisioning operant ini sering disebut dengan belajar instrumental, kondisioning instrumental atau belajar Contoh klasik diberikan melalui percobaan skinner yang terke dengan kotak-skinner. Seekor tikus dimasukkan ke dalam suatu kotak yang khusus dibuat untuk melakukan percobaan percobaan. Dalam aktivitasnya tikus tanpa sengaja menyentuh atu as dan menyebabkan keluarnya makanan. Tikus melakukan lagi aktivitas yang sama untuk memperoleh makan Dengan jalan menekan tuas. Semakin lama semakin sedikit aktivitas yang dilakukan untuk menyentuh tuas dan meni peroleh makanan. Di sini tikus mempelajari hubungan antara tuas dan makanan. Hubu ini terbentuk, bilamana akan tetap merupakan hadiah bagi kegiatan yang dilakukan tikus, Scbab mana tidak keluar (tidak as dan bisa membakar, bahwa benda yang dilemparkan kan turun lagi ke bumi, bahwa matahari memberikan haya yang kuat pada siang hari, dsb Hukum-hukum yang sama dan menetap ini, menyebabkan hal-hal sama yang bisa dipelajari oleh anak dan mempengaruhi perkembangan tingkah lakunya.
2). Adanya pola-pola pengasuhan yang sama pada sesuatu kelompok masyarakat yang sama. Pola asuh meliputi berbagai aspek perkembangan yang diberikan oleh masyarakat terhadap kembangan anak. Masyarakat melatih, mendidik anak, agar bisa memperlihatkan tingkah laku seperti yang diperlihatkan oleh orang dewasa dan dikenal dengan sosialisasi. Peranan tokoh ibu terlihat pada bayi di mana ibunya adalah pelindung dan pengasuh yang mengerjakan semua kebutuhan di kesenangan sering berada dekat dengan bayi, ia akan anak. Bilamana menimbulkan kesenangan. Sebaliknya bila kehadiran ibu tidak sering dalam kehidupan bayi, akan menimbulkan perasaan tidak enak. Hal ini menumbuhkan perasaan tergantung kepada tokoh ibu pada bayi. Hubungan bayi dan ibu ini merupakan interaksi sosial yang mula-mula dialami oleh bayi, yang kemudian meluas dengan ayahnya, anggota keluarga yang lain atau dengan pengasuh. Oleh karena ahli teori sosial-belajar, keter gantungan dianggap sebagai dasar pada semua proses sosialisasi kesulitan-kesulitan yang timbul dalam tingkah laku setelah deasa dihubungkan dengan proses sosialisasi ini. Misalnya timnya agresifitas banyak disebabkan oleh perasaan takut dan cemas karena rasa ketergantungan dan kekecewaan yang timbul ngan reaksi reaksinya serta ulangan-ulangan penguatan orang Robert Richardson Sears (1908- Dilahirkan di Palo Alto, California; dibesarkan dalam suatu tempat ayahnya seorang Guru Besar Ilmu Pendidikan Universitas Stanford, Sears sendiri juga lulusan Stanford desubyek utama Bahasa Inggris dan subyek lain Psikologi, usia 21 tahun Disertasinya diajukannya pada tahun 1932 dengan judulusi prestasinya memili walnya kani Presiden Ikatan firjana P ilaron, yakni 1910-1991 dan 19oo sem banyak dipengaruhi oleh rekalakan penelitian bersama mengenai tseriolch Cimk Hull, Mourer, dan oleh BP, pentingnya hubungin antara swa rangang oleh teori Freud Dengan demikian Teori teori Belajar di satu pihak dan teeri pihak lain. Pendekatannya dengan demikian merspkan antara kedua teori ini (eldektik) dan kurens inslalu (1967) Sears dikelompokkan sebagai tokoh touri agai seorang tokoh empirisme lanyak Perhatian terhadap tingkah laku yang dapat dilihat aras dari luar dan dapat dilakukan dapnya. Perkembangan kepribadian dapat dinilai dari dua yakni perlihatkan sampai seseorang menuniukkan se per nur jadi dengan dasar pengalaman
l). Dari cara-cara berinteraksi sosial.
Dalam teorinya mengenai banyak menaruh terhada urang tua dan anak. Pola pengasuhan yang sekali dan pola pengawian ini sungar oleh latar belakang kepriladian orang tua sendiri. Mengenai timbulnya tingkah
1). Tingkah laku adalah wtub kilar tingkah lalu orangMenurut Sears yang diberikan pada perkembangan seperti sendiri, mengatur buang air besar, dan lain-lain berhubungan dengan Jadi keadaan pada kesiapan yang dicapai oleh bayi atau ukan penahapan dan kekhususan dari lingkungan sosial menentukan perkembangan. Sears mengemukakan tiga takembangan yang terbagi dalam masa-masa ber tingkah laku rudimenter, Tingkah laku yang bersum- pada kebutuhan dasar dan proses belajar pada masa bayi. belajar yang berpusat di dalam keluarga.IIL sistem motivasi sekunder yang didasarkan pada proses belajar yang di keluarga.
Ad. It Tahap I Masa tingkah laku rudimenter. Sampai beberapa bulan sejak seorang bayi dilahirkan, pengalaman-pengalaman lingkungan belum secara terarah menimbulkan proses belajar pada bayi. Masa ini ditandai oleh kebutuhan- kebutuhan dasar, seperti lapar, haus, sakit dan lain-lain yang dapat dikurangi ketegangannya dengan perbuatan. Apa yang di- perlihatkan oleh bayi masih sangat egosentrik dan nal keadaan sosial di lingkungan hidupnya. Lambat laun bayi merasakan adanya hubungan antara meredanya suatu kekehadiran orang dewasa yang ada sekitarnya. Gerak-gerik atau perbuatan yang diperlihatkan menimbulkan ia waban yang menyenangkan. Jadi ada hubungan yang mulai di- diran orang lain. Dengan kesenangan atau kenikmatan untuk mengulangi gerak atau perbuatan yang sama. Di sini mulai timbul hal belajar dari pengalaman. Kenya di kehidupan bayi sumber keorang lain di sini mempertahankan sikap dan perlakuan oleh mulai pada bayi. bahwa dalam perkembangan anak, terjadi doebut kesatuan tingkah laku yang timbal artinya selalu berada dalam interaksi sosial. Perkembangan ditandai oleh berkurangnya sikap "autism (menyen- 13Menurut Sears yang diberikan pada perkembangan seperti sendiri, mengatur buang air besar, dan lain-lain berhubungan dengan Jadi keadaan pada kesiapan yang dicapai oleh bayi atau ukan penahapan dan kekhususan dari lingkungan sosial menen perkembangan. Sears mengemukakan tiga kembangan yang terbagi dalam masa-masa ber tingkah laku rudimenter, Tingkah laku yang pada kebutuhan dasar dan proses belajar pada masa bayi. belajar yang berpusat di dalam keluarga.AW