Penggolongan Teori Perkembangan , Jonas Langer salah seorang murid Werner yang pandai mengemukakan bahwa teori-teori mengenai perkembangan dan psikologi perkembangan, dikelompokkan dalam 3 macam teori
A). Cermin mekanistik.
B). Lampu-organik.
C). Psikoanalisa (akan diterangkan tersendiri).
Langer memberikan landasan ketiga kelompok teori perkembangan pada hubungan-hubungan antara konsep perubahan dan sistemsistem yang ada pada seseorang. Antara konsep perubahan dan sistem sistem ada hubungan borelatif yaitu pandangannya pada model manusia yang aktif dan yang pasif.
A). Teori Cermin Mekanistik
Teori ini memandang manusia sebagai organisme yang pasif. Langer mengemukakan tesisnya mengenai teori ini bahwa "manusia tumbuh menjadi sesuatu seperti apa yang dibuat oleh lingkungannya agar menjadi sesuatu". Ketika anak dilahirkan, isiamnya kosong, seperti kaca ia memantulkan cahaya kelingkungannya. Tesis ini dilandaskan p dua pandangan filosofis bahwa: yang Isi kejiwaan seseorang dapat dianalisa menjadi bagian-bagian terkecil, yakni unsur-unsur kejiwaan (elemen-elemen). Pandangan ini mempunyai orientasi yang mempengaruhi penginde.raan anak dan meninggalkan impresi dasar Para ahli Filsafat zaman dahulu mengemukakan adanya idea idea kompleks yang tersusun dari idea-idea sederhana dan terusunnya ini terjadi oleh karena rangsangan dari lingkungan. Para ahli yang tergolong pada teori kaca pemantul mekanistik dewasa ini menitik beratkan pada reaksi realesi tingkah lakudan bahwa terhadap anak dapat dilakultan observasi observasi bagaimana si anak bereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang timbul di lingkungannya. Teori ini ingin menjawab pertanyaan mengapa anak bertingkah laku, misalnya karena adanya dorangan dan kebutuhan. Di samping itu ingin diketahui, faktor apa yang menyebabkan timbulnya pengulangan sesuatu reaksi atau sesuatu tingkah laku, misalnya karena adanya hukuman atau hadiah. Dengan metode-metode eksperimental para ahli berusaha melakukan analisa terhadap sebab-sebab timbulnya dan tumbuhnya aspek tingkah laku.
Teori cermin mekanistik mengemukakan pentingnya lingkungan sebagai sumber yang memberikan rangsangan pada anak. tempat anak diibaratkan kaca yang memantulkan cahaya. Konsep pertumbuhan pada teori ini yang menjadi sumber gejala-gejala adalah lingkungan, yang karena itu disebut environmenta- Dalam keterangannya mengenai teori ini Hull mengatakan hahwa sifat dari rangsang-rangsang selalu fisik. Obyek-obyek yang ada di lingkungan hidup anak, melalui bermacam-macam cara yang dapat entukan dengan buku-buku fisika, adalah sumber rangsangan terhadap Menurut Bijou & Baer (1961) jawaban-jawaban anak terhadap rangsang adalah langsung (immediate) atau seperti apa yang oleh & (1962) ialah mediate alam arti rangsang terhadap diri sendiri. arena terikat oleh hukum-huk fisik, maka disebut fis lalistri, Pavlov mengemukakan bubungan antara tubuh dan aspek pakis dapat diterangkan dari sudut yaitu gerakan otomatis terhadap sesuatu rangsang. Karena sifatnya fisis maka dia bisa dijadikan obyek-obyek penelitian dengan dasar-dasar pengetahuan eksakta Inilah dasar dari apa yang kemudian dikemukakan oleh J.B'ATSON (1963) sebagai Behaviorisme. Jika dasar-dasar fisik dapat dipergunakan untuk menerangkan fungsi-fungsi psikis, maka tentu juga dapat dipergunakan untuk mengadakan penyelidik Fungsi-fungsi mental dalam kegiatannya tentu juga menikuti hukum hukum dalam mekanika.
Hubungan-hubungan antara rangsang-rangsang dan perubahan-perubahan di satu pihak dengan reaksi atau jawabanwaban dalam bentuk tingkah laku di pihak lain menjadi obyek penelitian yang mengarah ke tumbuhnya bermacam-macam pen- delatan dengan dasar Behaviorisme dan Teori Belajar Watson dan Raymar (920) terkenal dengan percobaannya terhadap anak laki-laki berumur sebelas bulan yang bernama Al bert. Kepada Albert diperlihatkan seekor tilkus putih. Ia tidak memperlihatkan reaksi khusus yakni takut. Pada waktu lain ketika Albert hendak menyentuh tikus putih itu, oleh peneliti dibunyikan suara yang keras. Ini menimbulkan reaksi takut pada Albert dengan akibat ia menangis.
Ia kemudian menyamaratakan reaksi reaksi takutnya terhadap benda-benda yang berwarna Setelah percobaan-percobaan Pavlov yang terkenal dengan anjingnya dan kemudian percobaan Watson & Raynor, dan di kemudian hari B.F. Skinner dengan hewan-hewan percobaannya, maka sejak itu dikenal istilah kondisioning, responden-kondisio- ning, operant kondisioning. Ini adalah prinsip-prinsip dasar dari apa yang oleh Langer disebut "Reflexive Behavior" dengan tokoh-tokoh yang mewakili kelompok teori cermin mekanistik dager mengemukakan bahwa kelompok kedua yang tergo Teori cermin mekanistik ialah mereka yang mengatakan bahwa proses persepsi dan sosial belajar terjadi melalui imitasi Pada teori dikemukakan bahwa onsepsi-konk adalah dasar tingkah laku sosial dan persepsi persepsi terjadi melalui imitasi terhadap model-model yang ada dalamlingkungan sosialnya. Perse belajar menitik beratkan peranan respons motorik dalam usaha memperoleh model-model dari obyek-obyek luar dirinya tergolong Langer mengemukakan kelompok lain yang masih teori kaca pemantul mekanistik ini ialah pendapatnya mengenai adanya respons respons tertentu yang ada pada anak, tetapi yang dapat dilihat dari ini diistilahkan yang m edia si. luar, Di dalam diri seseorang terjadi proses yang bisa asosiatif dan yang sederhana, tetapi bisa lebih kompleks untuk dibentuk menjadi rangkaian-rangkaian tertentu; rangkaian itu pada akhirnya memang bisa ditunjukkan dalam tingkah laku yang terlihat atau dapat diamati Tokoh-tokoh seperti Lauria (1966), Kendler & Kendler (196), Vygotsky (966) nya proses mediasi ni. Contoh mengenai ini dapat dilihat pada proses belajar bahasa pada anak-anak yang sebenarnya terjadi melalui rangkaian bicara dalam diri sendiri (inner speech).
B). Teori Lampu-organik
Teori ini memandang manusia sebagai model mahluk yang aktif. Langer mengemukakan tesisnya dengan istilah otogenetik tesis yang memandang manusia berkembang menjadi apa yang dibentuknya sendiri dengan aktivitas-aktivitasnya sendiri" Para ahli yang tergolong kelompok ini menaruh perhatian terutama terhadap proses-proses yang mendasari tingkah melalui pada perkembangan. Tahap-tahap perkembangan ini terjadi secara beruntun dan tiap ta adalah penting untuk terjadinya tahap-tahap perkembangan Teori lampu organik menitik beratkan pada proses-proses cara perkembangan dan perkembangan ini diterangkan sedeskriptif Contoh pendekatan yang dikelompokkan pada teori iala Werner dengan proses orthogenetiknyai ini di situ pada permularkembangan pada anak berlangsung sesuatu yang diferensiasi secaral, loloh lain yang dapat dikelompokkan pada teori ini ialah Piaget dengan proses Secara singlat prinsip ini memunjukkan bahwa perkembangan terjadi dari sewatu yang secara relatif tidak ada keseimbangan ke sesuatu yang menimbulkan keadaan seimbang dengan linglungann tolak teori ini adalah konsepnya tentang aksi-aksi spontan yang diperlihatkan melalui tingkah laku, tempat tentu ada faktor pengalama dan perkembangan yang sama secara dengan sendirinya. dari sudut konstitusi, terdapat organisasi alat-alat tubuhnya dan sistema aksinya yang menimbullan interalesi dengan lingkungan. Ditinjau dari sudut perkembangannya, anak telah memperoleh alat-alat dan jari-jarinya yang lengkap yang memungkinkan dia memperlembanglan dan mengaktualisasikan dirinya. Anak adalah aktif sebagai pelaku yang memungkinkan penyesuaian dirinya dengan lingkungan nya. Karena itu, pada teori lampu-organik ini pengetahuan mengenai tan atau kelebihan genetik (genetic emergence) dan transformasi transformasi perlkembangan dititiltberatkan. Manusia hidup mula-mula dari fungsi-fungsi biologisnya, dan fungsi-fungsi tumbuh dan berkembang dari fungsi dan dasar bio- Organisasi psikologis adalah tujuan akhir pertumbuhan dan biologis. Sehingga kemudian fungsi dan dasar timbul usaha untuk menerangkan hubungan antara proses-proses berpikir dan kemampuan mempersepsilan sesuatu pada orang-orang dewasa dengan dasar-dasar ini serta perkembangannya, untuk menerangkan ini.
Langer mengemukakan dua hal yang saling mempengaruhi dan bekerja sama.
1). Tugas taksonomi.
Para ahli ingin mengetahui hubungan-hubungan antara dan mempelajari aksi-aksi yang jelas dapat antara kedua aspek ini. Daang bisa aksi-alesi sensori motor pada bayi merupakan alcsi menerangkan kedua hubungan di atas. Geel (1946) bahwa mem-punyai dasar-dasar konstitusi yang lengkap untuk perkembangan perkembangan lebih lanjut. dan lamanya Bagaimana sempit-luasnya, dangkal dalamnya, dasar-dasar ini berfungsi, akan menentukan keadaan perkembangan psikis anak selanjutnya, Werner (1948) memberikan contoh adanya bermacam-macam fungsi psikis yang berkembang beda-beda manusia Misalnya seekor anak itik akan cepat mengembangkan kemampuannya untuk mencari makan sendiri dengan anak-anak. Akan tetapi kemampuanpada itik pada suatu saat terhenti dan terbatas pada apa yang ada dalam sedangkan pada anak-anak dia akan terus meningkat, meskipun (misalnya kemampuan makan sendiri) lebih lambat dicapai Kembali pada aksi-aksi sensori motor pada bayi, pada mula nya merupakan fungsi sistim adaptasi, tetapi lama kelamaan berubah dan berkembang menjadi aksi-aksi yang tidak semata-mata biologis melainkan psikologis. Fungsi adaptasi (biologis) berkembang menjadi fungsi penyesuaian (adjustment).
2). Tugas melalui proses.
Untuk menerangkan ini Langer menunjuk konsep orthogenetik dari Wermer (948) dan proses ekuilibrasi dari Piaget (1967) Keduanya dianggap mewakili pendapat mengenai proses otogenesis yang komplementer antara faktor biologis dan psikologi Keduanya berpendapat bahwa dasar-dasar pengetahuan yang dibentuk anak pada masa sensori-motor akan dibentuk ulang menjadi lebih kaya, lebih baru pada tahap tahap perkembangan lanjutnya. Ini merupakan semacam gambaran yang oleh Piaget disebut sikema, dalam embangannya juga akan terjadi kontinuitas dan diskonnuita Dr. Ausubel & E. V. Sullivan (57, kan teori-teori mengenai perkembangan, ditinjau dari pengetatuannya serta pengaruh pengaruhnya pada teori-teorin dewasa ini dan pada akhirnya, Ausubel dan Sullivan meunjukkan hubungan-hubungan interaksional antara konsep dan dasar dalam perkembangan secara struktural. Pengelompokan lusibel & Sullitan adalah sebagai berikut
(A). Kelompok yang melakukan pendekatan Preformasionis.
Pendekatan preformasionis menganggap semua kemampuan dasar pada ciri-ciri kepribadian sudah ada, terbentuk (preformed) ketika dilahirkan. Ketika dilahirkan anak sudah punya struktur tertentu dengan jadwal waktu yang sudah terencana untuk berkembang. Pemikiran ini sejalan dengan konsep teologis dilihat dari sudut gama Kristen yang mengatakan bahwa manusia ketika dilahirkan sudah berdosa. Dosa ini merupakan dosa warisan oleh manusia pertama yakni Adam dan Hawa. Dengan titik tolak pandangan teologis, peranan pendidikan menjadi agak berkurang dan timbul apa yang kemudian dikenal desme pendidikan. Dari sudut filsafat, sudah sejak zaman Plato sampai dengan zaman Rene Descartes telah ditunjukkan idea-idea yang sudah ada terlebih dahulu sebelum dilahirkan, sedangkan ketika dilahirkan pada bayi sudah ada apa disebut idea-idea yang diturunkan nnate ideas). Pandangan Nativistik para filsuf ini pada abad ke 18 mendapat tantangan dari kelompok Filsuf Inggris seperti Thomas Hobbes, David Hume, David Hartley, James Mill, Jobn Stuart Mill, Alexander Hair, di samping John Locke sendiri. Pengaruh Nativisme ini timbul pada CG. Jung (1928), yang mengemukakan adanya racial unconscious" sebagai sesuatu yang dimiliki anak ketika dilahirkan. Freud (1935) mengemukakan "phylogeneti uncons-cius" sebagai titik tolak uraiannya mengenai Oedipus Complex, suatu identifikasi terhadap orang lain pada kesempatan berinter.
sebagai persamaan identifikasi yang kan terhadap salah satu di antara dari orang tuanya. Peyaitu masalah tingkah laku naluriah. tingkah laku yang terlihat ketika anak dilahirkan dan yang ari terlebih dari orang lain, mulai banyak dilakukan pada permulaan abad ini. Mc. Dougall (1914) E.L (1919) adalah tokoh-tokoh yang mengemukakan ber-macam-macam tingkah laku naluriah seperti berkencan, keibuan, Dengan berkembangnya aliran-aliran Behaviorisme pada waktu itu, maka studi studi mengenai naluri menjadi tidak ada lagi atau berkurang sekali. Hanya pada th, 1930, Konrad Loreme, seorang ahli Biologi banyak menyelidiki mengenai naluri ini. Sistem susunan syarat menurut Lorenz mempunyai kemapuan dasar untuk bisa menerima rangsang-rangsang tertentu. Sifat ini terdapat pada genotip dalam khromosom. Pengalaman dengan sendirinya tidak bisa mengubah banyak terhadap sifat yang ada dari "dalam" ini.
B. Kelompok yang melakukan pendekatan Predeterministik.
Pendekatan Predeterministik ni berbeda dengan pendekatan preformasionis. Pada pendekatan predeterministik, hasil yang di capai pada suatu masa perkembangan tidak ditentukan secara mutlak dari apa yang memang sudah ada, melainkan merupakan hasil proses diferensiasi yang kualitatif dan perkembangan-perkem- bangan evoluasioner pada sesuatu bentuk. J. Rousseau (1712-1778) dianggap sebagai tokoh yang perLama mengemukakan pendekatan predeterministik ini. Rousseau mengemukakan bahwa semua perkembangan terdiri dari serang dari tahap-tahap yang mengatur sendiri dan yang dipindahkanyang satu kepada yang lain melalui pola-pola yang sudah Menurut Rousseau peranan lingkungan hanya berfungsi pca cegahan bilamana ada gangguan terhadap proses-proses pengatur an sendiri (self regulation) dan kematangan-kematangan yan terjadi secara spontan. Bertentangan dengan paham bahwa manusia pada waktu kepun mahluk yang berdosa, Ro usseau mengemukakan ahirann baik yaitu bahwa manusia pada dasar dan yang menjadi sumber timbuln sifat buruk pada manusia. pendapat Rousseau mempunyai pengaruh yang besar pada dunia pendidikan, tempat peranan dan fungsi anak sangat diperhatikan. Peranan dan fungsi anak untuk mengatur dirinya sendiri sesuai dengan tingkat tingkat kebutuhan dan status yang ada dan minat minatnya dalam suasana pendidikan yang tidak terlalu strukturnya Konsep pendekatan ini di kemudian hari diulang dan dikemtangkan lebih lanjut oleh A. Gesell (3, 45) yang lebih dikenal dengan teori kematangan. Kematangan untuk menunjukkan peranan mekanisme pengaturan sendiri yang penting untuk menentukan arah semua perkembangan, termasuk hal-hal yang bungan dengan kondisioning melalui proses belajar dan pengaruh pengaruh latar belakang kebudayaan. Menurut Anambel & Sullivan, Piaget dengan formulasinya tentang perkembangan intelek, dapat dikelompokkan pada tokoh- tokoh yang tergolong predeterministik. mengemukakan bahwa perkembangan kognitif pada bayi sampai dewasa, berlang sung melalui urutan-urutan yang tertentu pada tahapan-tahapan perkembangan dan ada sesuatu yang mengaturnya dengan sen dirinya ragulation) Fungsi ekuilibrasi menunjukkan adanya faktor-faktor dunia dalam yang ke arah keseimbangan yang ingin dicapai dengan lingkungannya.
C. Kelompok Tabula Rasa
Pendekatan pada kelompok Tabula Rasa ini jelas bertentangan pendekatan dan Telult Rasa aimana diketahui adalah istilah yang dipergunakan oleh Locke untuk menggambarkan pentingnya hidup dalam mempengaruhi dan perkembangan-perkembangannya. Peranan faktor keturunankecil sekali dalam timbul "dari dalam" pada anak menjadi kah mempengaruhi dan menentukan sesuatu tingkahlaku yang timbul.